Saleh Abdurrahman: Perlu Sinergi BUMN dan Lembaga Riset Kembangkan Hidrogen di Indonesia

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta,ruangenergi.com-ASEAN and East Asia Hydrogen WG Meeting. Hidrogen akan menjadi salah satu opsi hilirisasi gas bumi dan batubara untuk mengurangi emisi GRK dan agar batubara dan gas tetap menberikan manfaat ekonomi bagi daerah.

Produksi green hydrogen dari ET juga semakin berkembang. Tantangan besar menurunkan harga hidrogen dibawah USD 2/kg.

Demikian disampaikan Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Lingkungan Hidup dan Tata Ruang Saleh Abdurrahman dalam bincang-bincang santai virtual dengan ruangenergi.com,Kamis (25/03/2021) di Jakarta.

Berikut petikan diskusinya:

Ruangenergi :Apa hambatan hidrogen gak bisa berkembang di Indonesia?

SalehAbdurrahman: Saat ini biaya produksi. Kalau potensi kita besar. Dari potensi hydro di Papua dan Kaltara bisa dikembangkan “green hydrogen” yang akan membantu Indonesia mengejar target net zero emission by 2070.

Saleh Abdurrahman: Menurut word hydrogen council, Biaya produksi saat ini sekitar usd 6/kg, dan diproyeksikan pada 2030 turun dibawah usd 3/kg dan 2050 dibawah 2 usd/kg.

Ruangenergi:Potensi hydrogen di Indonesia bagus dimana? Kenapa sulit berkembang ya?

Saleh Abdurrahman: Kalau yang green hydrogen, yang tidak menimbulkan emisi GRK, adalah dengan sumber listrik dari ET seperti PLTA dan PLTP.

Ruangenergi: Apa kendala hidrogen sulit dikembangkan?

Saleh Abdurrahman: Kita jangan bicara kendala hidrogen. Memang momentumnya mulai bergerak saat ini bersama-bersama negara-negara lain yang juga mencanangkan hydrogen dalam proses transisi energinya

Saleh Abdurrahman: Bagaimana sinergi BUMN dan lembaga riset digerakkan untuk fokus mengembangkan hidrogen.