Jakarta, Ruangenergi.com – Direktur Panas Bumi, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ida Nuryatin Finahari, mengatakan, salah satu tantangan dalam pengembangan panas bumi di Indonesia adalah terbatasnya sumber daya manusia (SDM) yang memiliki keahlian dibidang panas bumi.
Ia menambahkan, kondisi ini, di satu sisi menjadi hambatan dalam pengembangan panas bumi, tapi disisi yang lain, khusus bagi mahasiswa tentunya menjadi peluang memasuki dunia kerja.
“Sektor ini memberikan kesempatan besar, yang semestinya bisa dimanfaatkan oleh adik-adik, terutama mengingat pengembangan 7000 MW (Megawatt) tambahan PLTP tentu akan memerlukan SDM dalam jumlah yang banyak. Namun demikian, supaya pembangunan tersebut dapat berlangsung lebih cepat perlu dukungan SDM yang lebih siap pakai,” ungkap Ida beberapa waktu lalu, (08/11).
Berdasarkan data Pemerintah, Indonesia memiliki potensi panas bumi yang sangat besar yakni sebesar 23,9 GW dan berada pada 351 titik potensi dengan keberadaan 127 gunung api.
Menurutnya, lokasi potensi tersebut tersebar sepanjang jalur vulkanik aktif dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku.
Khusus untuk Sulawesi, terdapat potensi panas bumi cukup besar dengan titik potensi panas bumi meliputi 3 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) antara lain di Lahendong, Bora-Pulu dan Laenia.
Tercatat total kapasitas terpasang hingga saat ini di Provinsi Sulawesi sebesar 120 MW.
“Pengembangan panas bumi masih sering berhadapan dengan permasalahan sosial yang berkaitan dengan penolakan masyarakat. Oleh karena itu, perguruan tinggi sebagai lembaga yang independensinya dipercaya oleh masyarakat, kiranya dapat membantu kami untuk turut meningkatkan penyampaian informasi yang sebenarnya dan positif, sehingga masyarakat mendapatkan pencerahan dan informasi yang benar terkait pengembangan panas bumi,” beber Ida.