Jakarta, Ruangenergi – PT PLN (Persero) melalui anak usahanya PT Energi Primer Indonesia MB memperkuat rantai pasok biomassa sebagai pengganti batubara pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Menurut Direktur Utama PT Energi Primer Indonesia Iwan Agung Firstantara, pihaknya telah meneken nota kesepahaman dengan PT Energy Management Indonesia dan PT Alpha Rizki Teknologi untuk pengembangan dan pengelolaan biomassa.
“Kolaborasi itu untuk memenuhi kebutuhan pasokan biomassa sebagai pengganti batu bara PLTU dengan memanfaatkan sumber daya setempat,” ujarnya seperti dikutip di Jakarta Senin.
Lebih jauh Agung mengatakan, pihaknya memanfaatkan biomassa sebagai program co-firing bagi PLTU yang bertujuan mengurangi emisi gas rumah kaca hingga membangun ekonomi kerakyatan melalui pemberdayaan masyarakat dalam penyediaan biomassa.
“Keterlibatan masyarakat dalam program itu membantu meningkatkan perekonomian dan memastikan keberlanjutannya pasokan biomassa dalam program co-firing bagi PLTU,” tukasnya.
Sementara Direktur Biomassa PT Energi Primer Indonesia Antonius Aris Sudjatmiko mengatakan nota kesepahaman dengan dua perusahaan untuk penguatan rantai pasok biomassa itu telah dirintis sejak tahun lalu.
Pada tahun ini, lanjut dia,PLN membutuhkan produk biomassa sebanyak 1,05 juta ton. Jumlah ini diperkirakan terus meningkat hingga 10 juta ton pada tahun 2025.
“Kebutuhan biomassa yang sangat besar itu perlu kegiatan masif berupa penanaman tanaman energi yang dimulai dengan ekosistem hutan energi serta mensinkronkan dengan rantai pasok biomassa dengan rantai pasok batubara,” ujarnya.
Bahkan lahan tidur yang berada di sekitar tambang batubara juga bisa dimanfaatkan untuk menanam pohon biomassa yang bisa meningkatkan taraf ekonomi masyarakat sekitar.
“PLN terus menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendukung pemerintah mencapai target net zero emission pada tahun 2060 dan sekaligus mengupayakan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan melalui program co-firing biomassa,” pungkas Aris.(SF)