Cianjur, Ruangenergi.com – Guna mendukung produktivitas Petani, Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan paket Konversi BBM ke BBG ke petani di wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Hal tersebut, untuk menunjang produktivitas petani dengan menekan biaya bahan bakar serta memberikan energi yang bersih. Pasalnya, sekitar 70% masyarakat Cianjur bermata pencaharian di sektor pertanian.
Kementerian ESDM diwakili oleh Sesditjen Migas, Iwan Prasetya Adhi; Wakil Ketua Komisi VII DPR, Eddy Suparno; Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan Pangan dan Holtikultura Kabupaten Cianjur, Mamad Nano; dan wakil PT Pertamina, para penyuluh pertanian, serta perwakilan para petani penerima manfaat.
Sesditjen Migas, Kementerian ESDM, Iwan Prasetya Adhi, mengatakan, sebanyak 400 paket perdana Konversi BBM ke BBG Mesin Pompa Air Bagi Petani Sasaran Tahun 2020, diberikan ke petani yang digelar di Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Karang Tengah, Kabupaten Cianjur.
“Konversi BBM ke BBG untuk Petani Sasaran sungguh sangat memiliki makna terhadap upaya melakukan diversifikasi energi sebagai pilihan-pilihan yang dapat disediakan kepada masyarakat pengguna energi, khususnya para petani,” kata Iwan Prasetya, (22/10).
Dikatakan olehnya, manfaat dari LPG 3 kg seperti emisi bahan bakar gas yang rendah akan membuat penurunan tingkat pencemaran lingkungan secara signifikan.
Selain itu, lanjutnya, Konversi BBM ke BBG melalui LPG 3 kg menjadi bentuk perlindungan lingkungan untuk generasi anak-cucu.
“Konversi BBM ke LPG 3 kg menjadi bentuk investasi jangka panjang untuk masa depan bangsa,” tuturnya.
Menurut Iwan, menyukseskan Program Konversi BBM ke BBG bukan hanya menjadi tugas Pemerintah saja, tetapi membutuhkan partisipasi dan kerja sama semua pihak.
“Semua pihak harus terlibat dalam penyediaan alokasi gas bumi, ketersediaan dan pengoperasian infrastruktur untuk penyediaan dan pendistribusian LPG, serta jaminan ketersediaan LPG bagi para pengguna,” paparnya.
Manfaat ke Petani
Sementara, Wakil Ketua Komisi VII DPR, Eddy Suparno, mengatakan, agar paket konversi ini dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh para petani dan diharapkan pada tahun berikutnya petani yang dapat menikmati program ini bertambah jumlahnya.
“Sebetulnya alokasinya banyak, tapi tidak semua petani memenuhi persyaratan untuk menerima paket konversi. Nantinya akan ada tim yang akan menjaring, supaya lebih banyak lagi petani yang memenuhi persyaratan sebagai penerima,” beber Eddy.
Sementara Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan Pangan dan Holtikultura Kabupaten Cianjur, Mamad Nano, mengaku optimis.
Menurutnya, program konversi ini akan membantu petani dalam mengairi sawah atau kebunnya karena sebagian lahan di Kabupaten Cianjur masih merupakan sawah tadah hujan.
“Lebih dari 22.000 hektar sawah di Kabupaten Cianjur masih tadah hujan. Dengan adanya bantuan mesin pompa bahan bakar gas ini sedikit banyak bisa membantu petani (mengairi sawahnya). Mudah-mudahan tahun depan ditambah lagi jumlahnya (paket perdana),” tutur Mamad.
Sebagai informasi, pemberian paket konversi ini juga membantu petani menekan biaya bahan bakar hingga 50%. Penghematan ini sangat berarti, apalagi dalam masa Pandemi Covid-19 ini.
Paket yang dibagikan terdiri dari tabung LPG 3 kg beserta isinya, mesin pompa air, selang, konventer kit dan asesoris.
Paket konversi yang dibagikan kepada petani secara gratis di Kabupaten Cianjur merupakan bagian dari 10.000 paket perdana yang dibagikan tahun 2020 ke 24 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Deliserdang, Kabupaten Wajo, Kabupaten Bone, Kabupaten Takalar, Kabupaten Maros, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Sragen, Kabupaten Wonogiri, Kota Batu, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Tuban, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Bantul.
Petani penerima paket perdana harus memenuhi kriteria yaitu petani pemilik lahan dengan luas lahan maksimal 0,5 hektar, untuk transmigrasi maksimal 2 hektar dengan menunjukan dokumen kepemilikan lahan, memiliki identitas petani yang direkomendasikan oleh kepala desa/camat, dan disahkan oleh kepala daerah dan atau kepala dinas pertanian setempat.
Selain itu, petani juga harus memiliki identitas KTP, KK dan Kartu Tani, memiliki pompa air dengan mesin pengerak lebih kecil 6,5 HP, belum pernah menerima bantuan yang sejenis (mesin pompa air) dan mesin pompa air yang dimiliki berbahan bakar bensin.