Selamat! APLSI Lantik Pengurus Baru 2025–2029

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com — Sektor kelistrikan Indonesia memasuki babak baru. Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia (APLSI) resmi melantik Pengurus dan Komite Kerja periode 2025–2029, menandai langkah penting dunia usaha dalam mendukung kemandirian energi dan percepatan transisi energi nasional.

Acara pelantikan berlangsung meriah dan dihadiri tokoh-tokoh strategis, mulai dari Prof. Purnomo Yusgiantoro selaku Penasihat Khusus Presiden Bidang Energi, Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno, perwakilan Kementerian ESDM, jajaran Direksi PLN, BUMN energi, lembaga keuangan, hingga mitra internasional. Prosesi ini menjadi tindak lanjut keputusan Munas APLSI yang menetapkan Eka Satria sebagai Ketua Umum periode 2025–2029.

Sebagai rumah bagi lebih dari 30 perusahaan Independent Power Producers (IPP) dan pelaku non-IPP, APLSI menaungi kapasitas pembangkit mendekati 20 gigawatt—menjadi penopang hampir 50% kontribusi IPP non-PLN. Anggotanya tersebar di seluruh bauran energi nasional: gas, batubara, panas bumi, hidro, biomassa, surya, hingga teknologi baru seperti battery storage dan interkoneksi.

APLSI yang juga berstatus Anggota Luar Biasa KADIN Indonesia, kini memosisikan diri sebagai motor penggerak investasi energi dan industri kelistrikan.

Dalam sambutannya, Prof. Purnomo Yusgiantoro mengapresiasi kontribusi APLSI dalam menjaga tata kelola energi nasional. Ia menekankan pentingnya sinergi antara APLSI, pemerintah, PLN, dan publik agar sektor ketenagalistrikan tetap stabil dan berdaya saing.

Sementara itu, Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno menegaskan bahwa sektor swasta memiliki peran strategis dalam perjalanan transisi energi Indonesia.
“Dunia usaha bukan hanya pemasok megawatt, tetapi motor transisi energi,” ujarnya. Ia berharap APLSI dapat menjadi mitra dialog pemerintah dalam menghasilkan kebijakan yang realistis, implementatif, dan pro-investasi.

Ketua Umum APLSI Eka Satria menyoroti bahwa Indonesia memasuki fase krusial transformasi energi. Dengan konsumsi listrik yang terus meningkat dan potensi energi terbarukan lebih dari 3.600 GW, Indonesia disebut memiliki peluang tidak hanya memenuhi kebutuhan domestik, tetapi juga menjadi eksportir energi hijau di masa depan.

Eka menegaskan komitmen APLSI mendukung pemerintah dan PLN dalam menciptakan ekosistem investasi yang sehat, menjaga keandalan pasokan listrik, menata tarif agar tetap terjangkau, serta memastikan transisi energi berlangsung seimbang. Ia juga menyoroti pentingnya penerapan teknologi baru seperti BESS, Waste to Energy, Small Modular Reactor (SMR), dan smart grid.

Dalam rangkaian agenda, APLSI bersama PwC Indonesia meluncurkan Kick-Off White Paper “Indonesia Power Sector to Support Indonesia Emas 2045”. Acara ini turut dihadiri CEO Danantara Fadli Rahman, CEO Barito Renewables Hendra S. Tan, serta pimpinan PwC Indonesia Sacha Winzenried yang memoderatori diskusi.

White paper tersebut diproyeksikan menjadi panduan arah pengembangan sektor ketenagalistrikan menuju Indonesia Emas.

APLSI memperkenalkan struktur organisasi baru yang terdiri dari 10 Komite Energi Mix dan 7 Komite Fungsional. Seluruh komite bertugas memperkuat advokasi kebijakan, meningkatkan iklim investasi, memperluas infrastruktur kelistrikan, mengembangkan ESG & pasar karbon, serta mendorong peningkatan kapasitas anggota dan TKDN.

Dengan tonggak kepengurusan baru ini, APLSI optimistis kontribusi sektor swasta akan semakin besar dalam mewujudkan sistem energi Indonesia yang andal, terjangkau, berkelanjutan, serta mempercepat terwujudnya kemandirian energi menuju visi Indonesia Emas 2045.