Senyum Nelayan Sri Minosari Menyambut Harapan Baru dari Laut

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Lampung Timur, Lampung, ruangenergi.com– Sinar mentari pagi menyapu lembut pesisir Desa Sri Minosari, Labuhan Maringgai. Debur ombak dan pekikan camar menjadi saksi, ketika sekelompok nelayan dari Kelompok Usaha Bersama (KUB) Sinar Muara Asem Jaya menyambut kedatangan bantuan rumpon pinggir dan jaring kakap dari PT Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE OSES). Senyum merekah, harapan pun bertambah.

Mereka menerima dua unit rumpon pinggir (sero) dan 20 unit jaring kakap. “Alhamdulillah, dengan rumpon ini, ikan lebih mudah didapat. Kami tidak lagi harus melaut terlalu jauh dan mempertaruhkan nyawa. Bahan bakar kapal pun juga bisa dihemat,” ungkap Pak Samin, salah satu anggota kelompok, dengan nada penuh syukur.

Bantuan ini merupakan hasil kolaborasi antara PHE OSES, KUB Sinar Muara Asem Jaya, Penyuluh Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), serta Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Lampung Timur. Tujuannya jelas: mendorong praktik perikanan hijau yang ramah lingkungan sekaligus berkelanjutan.

Rumpon pinggir bekerja dengan cara menarik ikan untuk berkumpul di satu titik, membuat penangkapan lebih efisien tanpa merusak habitat laut. Sementara jaring kakap memungkinkan nelayan menangkap ikan bernilai tinggi dengan cara yang lebih tertata.

“Bantuan ini bukan sekadar peralatan. Ada makna dan nilai tambah di dalamnya. Kami ingin nelayan tetap bisa memanfaatkan kekayaan laut, memenuhi kebutuhan ekonomi, namun tetap menjaga ekosistem,” kata Indra Darmawan, Head of Communication, Relations & CID PHE OSES.

Perubahan nyata pun dirasakan para nelayan. Jika sebelumnya mereka hanya mengandalkan pancing dengan hasil terbatas—sekitar 12–15 kilogram ikan per hari, bernilai sekitar Rp180 ribu—kini hasil tangkapan meningkat menjadi 19–24 kilogram per hari. Artinya ada kenaikan 7–9 kilogram yang berimbas langsung pada pendapatan harian, yang melonjak lebih dari 40 persen, menjadi rata-rata Rp260 ribu.

“Dulu hasil tangkapan kecil, hanya ikan-ikan sejenis. Sekarang hasil lebih banyak dan beragam. Pendapatan kami pun bertambah,” ujar Sugianto, nelayan lainnya.

Namun, lebih dari sekadar peningkatan penghasilan, program ini menumbuhkan optimisme baru. Nelayan kini lebih percaya diri dalam mengelola hasil laut dengan bijak, produktif, dan berkelanjutan.

Di tengah ancaman perubahan iklim dan degradasi lingkungan, kisah dari Sri Minosari ini menjadi secercah harapan. “Dengan niat baik dan dukungan nyata dari perusahaan, kehidupan masyarakat pesisir bisa terus bergerak ke arah yang lebih baik,” tambah Indra Darmawan.

Program ini membuktikan bahwa kolaborasi antara masyarakat, korporasi, dan pemerintah daerah dapat menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi sektor perikanan dan masa depan kehidupan pesisir.