BPMA

Sinergitas BPMA dan SKK Migas Demi Hulu Migas di Aceh

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, ruangenergi.com- Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) menyampaikan kabar gembira bahwa bersama dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menggelar pertemuan koordinasi dan sinergisitas terkait pengelolaan Wilayah Kerja (WK) Andaman, Selasa (4/3/2025) di Gedung Wisma Mulia, Jakarta.

Pertemuan yang dihadiri oleh Kepala BPMA, Nasri Djalal, Wakil Kepala BPMA, Nizar Saputra, serta Kepala SKK Migas, Joko Siswanto, membahas sejumlah isu krusial yang bertujuan untuk mengoptimalkan potensi gas di wilayah tersebut. Nasri Djalal mengungkapkan tiga topik utama yang dibahas dalam pertemuan ini.

Pertama, terkait pengelolaan WK Andaman yang melibatkan BPMA. Kedua, pengelolaan regulasi sumur tua, yang merupakan bagian penting dalam pengelolaan migas di Aceh. Ketiga, pembahasan perpanjangan MoU pelaksanaan teknis migas antara SKK Migas dan BPMA.

“Ketiga isu ini menjadi hal yang sangat penting dan harus segera ditindaklanjuti,” ujar Nasri dalam kesempatan tersebut,seperti dari siaran pers yang didapat ruangenergi.com, Rabu (05/03/2025).

Pertemuan ini juga mencatatkan pentingnya koordinasi yang kuat antara BPMA dan SKK Migas dalam upaya mempercepat dan meningkatkan produksi migas, terutama di wilayah yang berada di atas 12 mil laut.

Joko Siswanto dari SKK Migas menegaskan komitmen lembaganya untuk mendukung segala upaya yang bertujuan untuk mempercepat pengelolaan migas di Aceh, dengan tetap menjaga keseimbangan antara produksi dan pemeliharaan keberlanjutan sumber daya alam.

Wilayah Kerja Andaman, yang terletak di lepas pantai Aceh, kini tengah menjadi sorotan dunia migas. Hal ini menyusul temuan gas besar di Blok South Andaman oleh perusahaan energi asal Abu Dhabi, Mubadala Energy.

Lokasi Blok South Andaman yang berbatasan langsung dengan Central Andaman menambah potensi besar bagi pengembangan migas di wilayah tersebut. Para pelaku industri migas kini semakin yakin akan potensi besar gas di WK Andaman, yang diyakini dapat memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian Aceh dan Indonesia secara keseluruhan.

Ke depan, BPMA dan SKK Migas berkomitmen untuk terus menjalin kerjasama dalam mengelola potensi migas di Aceh, khususnya di wilayah lepas pantai, untuk memastikan bahwa sumber daya alam tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan