Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com- Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto bersyukur atas pencapaian dari Dart Tanjung Enim (DTE), salah satu WK Gas Metana Batu bara (GMB) dari Group NuEnergy Gas Ltd sukses spud in (tajak) sumur pertama dari rencana empat sumur early gas production phase awal plan of development (PoD) pengembangan DTE.
Phase awal produksi ini akan memproduksi 1 juta scfd akan dijadikan CNG oleh PGN dan akan di take in di Pagardewa dan salurkan ke Jalur SSWJ. Phase produksi selanjutnya Ramp Up sesuai dengan apa yang diamanatkan dalam POD.
“Keberhasilan DTE dalam tajak ini merupakan langkah awal dari perjalanan panjang GMB di Indonesia, mengingat kelanjutan industri GMB akan tergantung dari keberhasilan first gas yang direncanakan 6 bulan setelah pengeboran & dewatering sumur pertama ini,” kata Djoko bercerita kepada ruangenergi.com, Senin (26/05/2025) bagaimana dia mendapatkan penjelasan dari Country GM DETE Wahyu Suharyo.
Djoko, menyitir ucapan Wahyu Suharyo, kerja sama kontraktor, SKK Migas, Dirjen Migas dan instansi terkait sangat diharapkan agar keberhasilan GMB di Indonesia dapat terwujud.
Dalam catatan ruangenergi.com, NuEnergy Gas Ltd memiliki beberapa lapangan gas metana batubara (CBM) di Indonesia, khususnya di wilayah Sumatra Selatan dan Sumatra Tengah. Perusahaan ini mengoperasikan lima kontrak bagi hasil (Production Sharing Contracts/PSC) untuk pengembangan gas CBM, yaitu:
-
Tanjung Enim PSC: Terletak di Sumatra Selatan, ini adalah proyek utama NuEnergy. Pada Juni 2021, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyetujui Rencana Pengembangan (Plan of Development/POD) untuk lapangan ini, menjadikannya POD CBM pertama yang disetujui di Indonesia. NuEnergy memiliki 45% kepemilikan melalui anak perusahaannya, Dart Energy (Tanjung Enim) Pte Ltd, dan telah menerima izin lingkungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk proyek ini.
-
Muara Enim PSC: Juga berlokasi di Sumatra Selatan, NuEnergy memiliki 40% kepemilikan dalam PSC ini.
-
Muara Enim II PSC: NuEnergy sebelumnya memiliki 30% kepemilikan dan berperan sebagai operator dalam PSC ini. Namun, pada Maret 2025, perusahaan memutuskan untuk melepaskan (relinquish) PSC ini untuk memfokuskan sumber daya pada proyek CBM yang lebih maju, khususnya Tanjung Enim PSC.
-
Muralim PSC: Terletak di Sumatra Selatan, NuEnergy memiliki 100% kepemilikan dalam PSC ini. Perusahaan telah menerima perpanjangan eksplorasi selama 19 bulan hingga Maret 2025 untuk menyelesaikan komitmen eksplorasi dan mengumpulkan data produksi yang diperlukan sebelum mengajukan POD.
-
Rengat PSC: Terletak di Sumatra Tengah, NuEnergy memiliki 100% kepemilikan dalam PSC ini.
Dengan portofolio ini, NuEnergy Gas Ltd berperan aktif dalam pengembangan sumber daya gas metana batubara di Indonesia, mendukung upaya negara dalam diversifikasi sumber energi dan pengurangan emisi karbon.