Jakarta,ruangenergi.com-Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersyukur lapangan Camar di blok Bawean yang dioperasikan oleh Camar Resources Canada Inc sudah kembali produksi normal sejak Minggu 17 Januari 2021.
Sebelumnya,SKK Migas mencatat kedatangan floating storage and offloading (FSO) vessel MT. Layar Arthawibawa yang datang ke lapangan Camar untuk blok Bawean yang dioperasikan oleh Camar Resources Canada Inc. FSO ini menggantikan FSO Pegassus.
“Sudah produksi kembali sejak hari Minggu 17 Jan 2021 sore….alhamdulillah,” kata Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno kepada ruangenergi.com,Kamis (21/01/2021) di Jakarta.
Dalam catatan ruangenergi.com,Camar Resource Canada Inc pada tanggal 29 Februari 2020 menghentikan sementara produksi minyak di Lapangan Camar, blok Bawean, Jawa Timur setelah terjadi kebakaran di salah satu platformnya.
Penghentian sementara produksi akibat adanya insiden kebakaran di wellhead (kepala sumur) platform Lapangan Camar.
“Insiden disebabkan oleh salah satu rig miring ke arah platform dan menyenggol platform, sehingga menimbulkan percikan yang berakibat terjadinya kebakaran di wellhead platform,” kata Kepala Divisi Program dan Komunikasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Susana Kurniasih di Jakarta, Selasa (3/3/2020).
Kebakaran terjadi pada 29 Februari 2020 pada pukul 19.30 WIB. Selanjutnya pihak Kontraktor Kontra Kerja Sama (KKKS) melaksanakan prosedur pemadaman api dan langkah lainnya sesuai standar operasi hulu migas. Pada saat proses pemadaman tersebut, seluruh personel platform sebanyak 12 pekerja telah dievakuasi ke FSO Pegassus dan dalam kondisi selamat.
Kemudian, SKK Migas memperkirakan potensi produksi minyak yang hilang dari Lapangan Camar bagian wilayah kerja Bawean di Jawa Timur mencapai 27,5 ribu barel dan gas 110 MMSCF. Potensi hilang karena Lapangan Camar terbakar pada 29 Februari lalu.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan potensi hilang ini sebenarnya tidak terlalu besar. Sebab, produksi migas di lapangan tersebut hanya sekitar 500 barel per hari dan 2 MMSCFD. Namun, pemulihan membutuhkan waktu yang tak sebentar.