Jakarta,ruangenergi.com- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) hingga saat ini masih menunggu kepastian akuisisi hak partisipasi Chevron di Proyek Gas Indonesia Deepwater Development (IDD).
Hingga jelang akhir 2021 belum ada tanda-tanda dengan siapa Chevron deal. Padahal sudah sejak Juli 2021 SKK Migas menantikan deal tersebut.
“Dengan Eni kalau negosiasi cocok.. tapi kalau deadlock bisa dengan yang lain juga,” kata Deputi Perencanaan SKK Migas Benny Lubiantara kepada ruangenergi.com,Jumat (10/12/2021) di Jakarta.
Dalam catatan ruangenergi.comKepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengungkapkan, saat ini pengalihan hak partisipasi juga tengah dilakukan PT Chevron Pacific Indonesia untuk Blok IDD.
“CPI saat ini sedang menjalin negosiasi untuk pengalihan ke pihak lain. Masih kami monitor terus,” terang Dwi dalam konferensi pers virtual, Jumat (16/7/2021).
Chevron berniat melepas IDD akibat tak dapat bersaing dalam portfolio global perusahaan. “Chevron memutuskan bahwa proyek Indonesia Deepwater Development yang terdiri dari beberapa KKS di Kutai Basin tidak dapat bersaing dalam portofolio global Chevron dan saat ini sedang mengevaluasi alternatif strategis untuk kepemilikan dan pengoperasian 62% sahamnya,” demikian keterangan perusahaan dalam laman resminya.
Sebelumnya, SKK Migas mengungkapkan jika ENI melanjutkan pengembangan IDD tahap II maka biaya investasi proyek dapat ditekan pasalnya ENI telah memiliki fasilitas yang bisa diintegrasikan. Adapun, Proyek IDD Tahap II Gendalo-Gehem ditaksir bisa mendatangkan investasi US$ 18 miliar.