Nusa Dua, Bali,ruangenergi.com- Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Nanang Abdul Manaf mengatakan banyak penyebab kecelakaan kerja di hulu migas ditenggarai terjadi sejak pasca Covid-19 dimana kerja operasi bertambah, dari yang tadinya slow down menjadi meningkat.
Ditambah lagi adanya proses transisi alih-kelola dari kontraktor kontrak kerja sama (K3S) ke Pertamina. Ini berakibat, target produksi lapangan migas (pasca handover/alih kelola) bertambah.
“Adanya kontraktor kontrak kerjasama (K3S) handover ke Pertamina Groups. Ditambah lagi target produksi yang tiba-tiba lompat, dari extremely slow down selama Covid-19 tiba-tiba melonjak membor 700 sumur. Tahun ini 1000 sumur, dan tahun depan lebih dari 1000. Ada semacam shock lah, ketidaksiapan baik dari sisi SDM maupun para provider kita yang membantu dalam operations,” kata Nanang dalam konferensi pers di Indonesia Human Resources Summit ke-13, Nusa Dua, Bali, Senin (19/06/2023).
Nanang menambahkan, lesson learn yang didapat membuat sektor hulu migas berhati-hati dalam bekerja.
“Saya yakin 1, 2 tahun ini menjadi lesson learn yang sangat bagus buat kita. Mudah-mudahan pengalaman ini menjadi berharga bagi kita.Kegagalan itu pengalaman yang mahal sehingga ke depan tidak perlu terjadi lagi. Kami optimislah lesson learn yang ada di SKK Migas dan K3S inilah cepat recovery,” ungkap Nanang.