Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com- Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengabarkan bahwa ditengah tengah kegiatan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang ikut mendampingi kunjungan Presiden RI dan Presiden Rusia dan Para Menteri kedua negara, secara paralel digelar pertemuan Zarubezhneft BUMN Migas Rusia yang sahamnya dimiliki 100% oleh Negara Rusia dengan Kepala SKK Migas, Plt Dirjen Migas, Direktur Hilir Migas dan SKM Menteri ESDM .
Rapat mempertemukan kedua BUMN bidang Migas yakni Pertamina dan Zarubezhneft. Hadir Dirut & Wadirut Pertamina, Dirut Pertamina Kilang dan Direksi Pertamina ; dengan BUMN Migas Rusia PT. Zarubezhneft Sergey I Kudryashov sebagai Dirjen , Mr. Alexander Mikhaylov sebagai General Director & Alexander Government Relation, serta Anatasia Corp Secretary, membahas progress kelanjutan Pengembangan lapangan Gas TUNA di laut Natuna & Penjajakan Impor Crude dari Rusia.
“Pertemuan selanjutnya Pihak Rusia Manajement dan tim teknisnya lengkap pada bulan July akan datang ke Jakarta membahas lebih detail pelaksanaannya, dan jika Bapak berkenan, mereka juga akan courtesy call ke Pak Menteri, demikian laporan, terimakasih atas perhatian Bapak,” kata Djoko Siswanto, Jumat (19/06/2025).
Dalam catatan ruangenergi.com, Zarubezhneft memang pernah menjadi salah satu operator di Blok Tuna, sebuah blok migas lepas pantai di Laut Natuna Utara, dekat perbatasan Indonesia–Vietnam.
Zarubezhneft, melalui anak usahanya ZN Asia Ltd, memegang 50% hak partisipasi di Blok Tuna, bersama dengan Premier Oil Tuna BV (anak usaha Harbour Energy).
Namun, karena sanksi dari negara-negara Barat terhadap perusahaan-perusahaan Rusia, Zarubezhneft mengundurkan diri sebagai operator sejak awal 2023
Akibat hengkangnya Zarubezhneft, jadwal produksi Blok Tuna yang awalnya ditargetkan 2026 kemungkinan mundur ke 2027.
SKK Migas menyatakan banyak perusahaan (baik lokal maupun internasional) sedang dalam tahap due diligence untuk menggantikan posisi Zarubezhneft.