Hulu Migas

SKK Migas Gaungkan Perlunya Perbaikan Fiscal Term dan Non Fiscal Term Agar Asing Lirik Indonesia

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, ruangenergi.com-Mayoritas investor migas yang hendak melakukan ekplorasi akan memilih wilayah kerja yang sudah memiliki infrastruktur dan lebih dekat dengan pasar, sehingga hal ini perlu menjadi pertimbangan agar setiap temuan ini bisa segera dioptimalkan.

Investor asing kembali melirik dan memasukkan Indonesia sebagai portofolio investasi ke depan.

Hal itu dikatakan oleh Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Benny Lubiantara, Kamis (28/12) di Jakarta.

Benny bercerita, gairah investor asing kini meningkat sejalan dengan maraknya temuan migas di Indonesia. Untuk itu, ia menyampaikan perlu ada perbaikan dari sisi fiscal term maupun non fiscal term (ease of doing business).

 

“Kita perlu melakukan perbaikan yang benar-benar baik, artinya, perbaikan tersebut bisa meningkatkan daya pikat investasi Indonesia, mengingat saat ini kita tengah dalam kondisi bersaing dengan negara-negara lain,” kata Benny dengan semangat.

Benny mengatakan, kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Mubadala Energy, perusahaan asal Uni Emirat Arab telah mengumumkan penemuan besar cadangan gas bumi in place di Wilayah Kerja (WK) South Andaman dengan potensi lebih dari 6 TCF (trillion cubic feet).

Setelah penemuan ini, SKK Migas berharap adanya percepatan proses menuju onstream. Ia menargetkan, jika sesuai dengan rencana, pada 2028-2029 proyek South Andaman sudah mulai onstream.

“Tahun 2024 akan dimulai appraisalnya, 2025-2026 sudah Plan Of Development (POD) dan di 2028-2029 sudah onstream,” ucap Benny dihadapan petinggi Mubadala Energy di Indonesia.

Dalam catatan ruangenergi.com, temuan gas jumbo ada di sumur Eksplorasi Layaran-1. Lokasi tersebut sekitar 100 kilometer lepas pantai Sumatera bagian utara.

Wilayah Kerja South Andaman merupakan WK migas yang dilelang pada 2018 dan baru diteken kontrak pengelolaannya oleh Kementerian ESDM dan Mubadala Energy pada Februari 2019 dengan menggunakan mekanisme kontrak gross split.

Sebelumnya ENI, perusahaan migas asal Italia, juga menyatakan adanya penemuan cadangan gas in place dari sumur eksplorasi Geng North-1 di WK North Ganal sebesar 5 TCF dengan kandungan kondensat diperkirakan mencapai 400 Mbbls. Wilayah Kerja migas ini berlokasi sekitar 85 kilometer dari lepas pantai Kalimantan Timur.