SKK Migas Identifikasikan Kebutuhan Gas dari Masela

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, ruangenergi.com- Meski lapangan Abadi Blok Masela yang dioperasikan oleh Inpex Masela Ltd belum beroperasi secara penuh, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sudah mengidentifikasi kebutuhan/permintaan (demand) terhadap gas alam cair yang akan diproduksikan dari blok tersebut.

Untuk blok Masela, SKK Migas identifikasi demand sebanyak 20 hingga 25 MTPA (million ton per annum/year).

“Untuk Masela, sudah teridentifikasi demand 20-25 mtpa.
1. Ada yang berupa LoI, MoU, HoA, identifikasi awal, dll yang semua sifatnya non binding.
2. Saat ini masih dalam phase mendiskusikan dan negoisasi dengan Inpex, Pertamina, dan SKK. Belum selesai. Gak ingat siapa saja buyersnya, panjang daftarnya. Yang jelas dari domestik ada antara lain sektor kelistrikan, pupuk, smelter,” kata Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi dalam bincang santai virtual bersama ruangenergi.com, Rabu (06/12/2023) di Jakarta.

Mengenai volume kebutuhan buyers, SKK Migas masih menghitungnya.

“Belum tau, kan masing-masing buyer beda-beda kebutuhannya, ada yang singkat tapi volume besar, ada yang volume stabil dengan durasi agak panjang…. Nah yang harus disinkronkan dengan profile produksi tahunan masing-masing blok,” urai Kurnia.

Dalam catatan ruangenergi.com,sebagai blok migas raksasa, Blok Masela menyimpan potensi produsksi sekitar 9,5 juta ton per tahun (MTPA) atau setara 1.600 MMSCFD untuk LNG. Kemudian 150 MMSCFD untuk gas pipa yang akan dibangun untuk petrochemical atau pupuk disana

Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) mencatat perkiraan biaya yang diperlukan untuk mengembangkan Lapangan Abadi meliputi biaya investasi (di luar sunk cost) sebesar US$ 20.946 juta (termasuk biaya CCS sebesar US$ 1.088 juta), Biaya Operasi sebesar US$ 12.978 juta, dan biaya Abandonment and Site Restoration (ASR) sebesar US$ 830 juta.