SKK Migas Melirik Indonesia Timur Lagi

Jakarta,ruangenegeri.com-Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan gairah eksplorasi migas masih ada.

Buktinya,SKK Migas bersama dengan tim Ditjen Migas, Badan Geologi dan Lemigas di lingkup Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) bersama-sama menjajaki potensi migas di kawasan Indonesia Timur.

“Kita kerja sama antar tim. Kita fokus ke Indonesia Timur. Kan kita tahu bahwa Matahari terbit dari Timur. Nah kita mencari migas ke arah Indonesia Timur,” kata Deputi Operasi sekaligus Pelaksana Tugas Deputi Perencanaan SKK Migas Julius Wiratno kepada ruangenergi.com,Selasa (13/07/2021) di Jakarta,

Dalam catatan ruangenergi.com,untuk mendukung peningkatan usaha-usaha pencarian cadangan minyak dan gas bumi di laut dalam, SKK Migas menggandeng Pusat Hidro Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal). Penandatanganan kerjasama dilakukan oleh Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dan Kepala Pusat Hidro Oseanografi TNI Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Agung Prasetiawan, di kantor SKK Migas, Jakarta pada Rabu (16/6/2021).

Dalam sambutannya, Dwi Soetjipto mengatakan kerjasama antara SKK Migas dengan Pushidrosal memiliki arti yang sangat penting dan strategis, karena sektor hulu migas memiliki fasilitas yang berada di pantai, bawah air maupun di lepas pantai (offshore) dan tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

Untuk itu dibutuhkan pemetaan fasilitas di laut untuk mendukung operasional hulu migas yang optimal dan sebagai aset yang strategis akan memudahkan dalam melakukan pengamanan asset hulu migas, mengingat wilayah laut Indonesia sangat luas dan sebagian wilayah operasi hulu migas dan fasilitasnya berada di perbatasan laut dengan negara lainnya.

“Kerjasama ini tidak hanya memiliki arti ekonomi dalam memandang fasilitas hulu migas di perbatasan, tetapi juga aspek kedaulatan negara. Kerjasama ini juga dibutuhkan terutama untuk mengawal kegiatan eksplorasi dan eksploitasi yang menyimpan sumber daya migas cukup menjanjikan,” kata Dwi dalam sambutannya.

Lebih jauh dia mengatakan, saat ini potensi sumber daya migas di kawasan laut dalam mulai menarik untuk dikembangkan.

“Potensi cadangan di kawasan laut dalam cukup besar, saat ini kami memiliki 3 (tiga) proyek yang sedang dikembangkan, antara lain di Kalimantan Timur Kutai Basin dan Proyek Abadi Masela di Laut Arafura. Selain itu masih ada 108 cekungan yang sebagian berada di laut yang menunggu untuk dikembangkan,” tambahnya.

 Ada 38 KKKS

Selain itu terdapat 38 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang mengoperasikan fasilitas hulu migas di laut meliputi antara lain 48 lokasi terminal hulu migas; fasilitas anjungan lepas pantai (platform) mencapai 520 unit dan terdapat ribuan kilometer pipa bawah air yang harus dijaga keamanan dan keandalannya.

“Upaya meningkatkan produksi migas nasional harus didukung dengan fasilitas produksi yang handal. Tidak hanya handal, tetapi juga fasilitas operasional hulu migas harus terdata dengan baik, agar memudahkan dalam inventarisasi asset, pemeliharaan maupun pengamananya

Pengembangan industri hulu migas masih sangat diharapkan untuk dapat terus menopang pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Sampai dengan tahun 2050, peran hulu migas masih dominan dalam penyediaan kebutuhan energi yang terus meningkat.

“Berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) kebutuhan energi ditahun 2050 yang berasal dari minyak mencapai 3,97 juta barrel atau meningkat 139% dan gas mencapai 26.112 MMSCFD atau meningkat 298% dibandingkan saat ini”.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *