Jakarta,ruangenergi.com–SKK Migas memastikan lebih dari 50 persen pipa minyak dan gas di area kerja kontraktor kontrak kerja migas (K3S) sudah waktunya diremajakan akibat termakan usia.
SKK Migas sudah meminta kepada seluruh K3S untuk rejuvenation pipa minyak dan gas yang tua dan korosi. Namun K3S masih minta melakukan study comprehensive dulu.
“Lebih dari 50% pipa kita sudah uzur,tua dan korosi..karena semua pada pintar mengakali tapi tidak mau ganti baru/rejuvenate….” kata Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno kepada ruangenergi.com beberapa waktu lalu di Jakarta.
Dalam catatan ruangenergi.com,PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) menyatakan sedang bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero) dalam membangun pipa pengganti yang telah berusia lebih dari 30 tahun di Blok Rokan.
Presiden Direktur CPI Albert Simanjuntak mengatakan mengganti pipa-pipa tua tersebut sangat penting untuk menjaga produksi. Sembari melakukan penggantian, Chevron juga memastikan kegiatan tersebut tidak akan mengganggu produksi Blok Rokan.
Selain itu, Chevron juga bekerja sama dengan Polda Riau dalam proses penggantian pipa karena panjangnya yang mencapai 800 kilometer dan melalui banyak kecamatan.
“Kami jaga pipa yang sedang kami gunakan sekarang [agar] tidak terganggu,” katanya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi VII DPR RI dengan 10 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di gedung DPR, Senin (20/1/2020).
Seperti diketahui, pemerintah telah menetapkan PT Pertamina (Persero) sebagai pengelola blok minyak dan gas (migas) terbesar di Indonesia, Blok Rokan di Riau mulai 9 Agustus 2021 mendatang. Dengan dikelolanya Blok Rokan oleh Pertamina maka kontribusi produksi minyak BUMN tersebut meningkat menjadi 60% dari produksi minyak nasional.