Jakarta,ruangenergi.com– Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas dan Gas Bumi (SKK Migas) melakukan monitoring persiapan tajak sumur eksplorasi Sungai Anggur Selatan-1 (SAS-1) yang dioperasikan oleh Sele Raya Belida (SRB).
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 2022 yang berlokasi di Kecamatan Lembak, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Wilayah operasi SRB saat ini meliputi 3 desa yaitu Desa Melilian, Desa Tapus dan Desa Lembak,
Sumur SAS-1 dibor dengan trayek bor berarah (vertical drilling) dengan target kedalaman 7500 ft, Target formasi; Primary: Talang Akar dan Secondary: Baturaja, Gumai, Air Benakat. Rencana kegiatan pemboran dilakukan dengan estimasi 55.5 hari. Progres hari ini persiapan final untuk pelaksanaan tajak sumur.
Kegiatan pertama dilakukan safety induction oleh IPM Kontraktor. Kemudian dilanjutkan penyampian sambutan dari Exploration dan Exploitation Managar, menyampaikan pertemuan hari ini merupakan silaturahmi antara SKK Migas – KKKS SRB dan masyarakat setempat, sekaligus berdoa bersama semoga operasional pengeboran sumur eksplorasi SAS-1 dapat berjalan lancar dan dapat mencapai target yg diharapkan untuk memberikan manfaat kepada bangsa dan masyarakat sekitar.
Kepala Divisi OPPS SKK Migas Surya Widyantoro kepada ruangenergi.com,Jumat (20/05/2022) menyampaikan, harapannya semoga Sumur eksplorasi SAS-1 dapat mencapai target yang diharapkan, untuk membangkitkan perekonomian daerah maupun pusat. Mengharapkan terhadap temuan minyak dan gas di sumur eksplorasi dengan Operasional berjalan lancar.
” Harapan dan doa bersama dari Sumur Eksplorasi SAS-1, dapat menghasilkan target hidrokarbon yang diharapkan serta dapat mewujudkan untuk target kita semua mencapai 1 Juta BOPD dan 12 BSCFD pada tahun 2030,” jelas Surya.
Menurut Kepala Perwakilan SKK Migas Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) Anggono Mahendrawan Pemboran Sumur SAS-1 Seleraya Belida ini merupakan pemboran sumur Eksplorasi.
“Besar harapan agar kegiatan pemboran eksplorasi ini menghasilkan penemuan hidrokarbon sehingga menunjang pencapaian target produksi 1 juta bopd dan 12 bscfd di tahun 2030,” jelas Anggono.