SKK Migas Pamalu: Ada 4 PSN Hulu Migas di Papua Maluku

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, ruangenergi.com- Kepala Perwakilan SKK Migas Papua Maluku (Pamalu) Subagyo mengatakan ada 4 (empat) proyek strategis nasional (PSN) sektor migas berada di dalam wilayah kantor perwakilan kerja satuan kerja tersebut.

PSN yang ada di Pamalu adalah:

  1. Pengembangan Lapangan Abadi Wilayah Kerja Masela, berlokasi di Provinsi Maluku.
  2. Proyek Tangguh LNG Train 3, berlokasi di Provinsi Papua Barat
  3. Pengembangan Lapangan Ubadari,CCUS dan Compresion (UCC Project) di Teluk Bintuni, Papua Barat.
  4. Pengembangan Lapangan Gas Asap, Kido dan Merah (AKM), berlokasi di Provinsi Papua Barat.

“Terdapat 67 persen PSN Sektor Energi Hulu Migas berada di Timur Indonesia , 50 persen di Papua Barat dan 16 ,7 persen di Maluku. PSN Sektor Energi Hulu Migas tidak menggunakan dana APBN/APBD,” kata Subagyo dalam bincang santai virtual bersama ruangenergi.com beberapa waktu lalu, di Jakarta.

Subagyo bercerita, rata-rata kontribusi produksi minyak KKKS Pamalu kurang lebih 2 persen dari total produksi nasional. Rata-rata kontribusi produksi gas bumi KKKS Pamalu 20 persen dari total produksi nasional.

“Timur Indonesia masih mengandalkan kegiatan hulu migas sebagai pendapatan daerah. Kebutuhan pemenuhan energi di Indonesia Timur, masih mengandalkan sumber dari Barat Indonesia. Potensi sumberdaya tidak dibatasi dengan administrasi kenegaraan/pemerintahan,”ungkap Subagyo.

Adapun tantangan wilayah timur Indonesia dalam upaya mencapai target 2030, lanjut Subagyo, antara lain seperti:

  1. Lambatnya proses perizinan karena belum ada peraturan/juklak juknis (petunjuk pelaksana/petunjuk teknis).
  2. Perizinan satu pintu masih belum terealisasi dengan baik sehingga mempersulit investor
  3. Ketersediaan infrastruktur umum seperti penerangan jalan, jembatan yang masih kurang memadai.
  4. Situasi kemanan dan ketertiban masyarakat yang kurang stabil.
  5. Kurangnya minat investor untuk berinvestasi di wilayah Timur Indonesia
  6. Kurangnya data seismik dan studi/ survey seismic yang dilakukan di wilayah Timur Indonesia
  7. Masalah pertanahan dan hak ulayat ada
  8. Sumur-sumur yang tua dan telah memasuki masa decline
  9. Dukungan insentif non fiskal dari stakeholder  di daerah yang masih kurang
  10. Pemberitaan citra positif investasi di Timur Indonesia masih kurang.