Jakarta, Ruangenergi.com – Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, mengatakan sejak awal tahun SKK Migas membantu PT PLN (Persero) dalam mengatasi pasokan listrik di Pulau Jawa.
Hal tersebut dilakukan pada saat pasokan batubara PLN mengalami gangguan, untuk menjaga keandalan pasokan listrik, SKK Migas mengambil langkah untuk membantu PLN memberikan pasokan LNG.
“Sejak awal tahun ada beberapa langkah strategi yang harus diambil termasuk terhadap PLN karena pasokan batubara PLN yang mengalami gangguan, maka untuk keandalan pasokan, khususnya di Pulau Jawa Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Nusantara Regas dituntut untuk dipasok kargo Liquified Natural Gas (LNG) setiap 7 hari,” ungkap Dwi dalam Konferensi Pers Kinerja Hulu Migas Kuartal I 2021, secara virtual, (26/04).
Ia menambahkan, pada kuartal I 2021, PLN menambah 4 kargo LNG di luar jadwal yang disepakati dalam Program Pengiriman Tahunan (ADP).
Kemudian, lanjut Dwi, pada kuartal II, telah dijadwalkan pengiriman tambahan 4 kargo LNG.
“ini adalah upaya-upaya kita untuk adjust strategi sesuai kebutuhan nasional,” terangnya.
Untuk itu, SKK Migas dan penjual LNG berkoordinasi secara insentif dengan PLN maupun pembeli eksisting lainnya agar pengiriman kargo LNG dapat menyesuaikan dengan jadwal kebutuhan PLN.
Progress Proyek Strategis Nasional 2021
Sementara, terkait progress Proyek Strategis Nasional (PSN) di 2021, Dwi mengatakan, proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) yang dilakukan oleh Chevron saat ini SKK Migas masih mengunggu ketetapan mengenai operator selanjutnya yang akan mengoperasikan proyek IDD.
Kemudian, kata Dwi, proyek Tangguh Train-3 yang berlokasi di Papua Barat dan dioperasikan oleh BP Berau Ltd, unit usaha BP Indonesia diprediksi akan beroperasi pada akhir tahun 2021.
Ia menambahkan, berdasarkan data per 9 Februari 2021, perkembangan proyek Train 3 Kilang LNG Tangguh untuk Onshore (proyek fasilitas di darat) sudah 89,36%, di mana kemajuan konstruksi (Construction Permanent Progress) sebesar 76,02%. Kemudian, untuk Offshore (proyek fasilitas di lepas pantai) sudah mencapai 99,19%.
“Tangguh Train-3, Insya Allah, akan onstream di akhir tahun,” jelasnya.
Selanjutnya untuk proyek Jambaran Tiung Biru (JBT), SKK menargetkan dapat onstream (beroperasi) diakhir tahun. Di mana proyek JBT ini sangat penting karena akan memasok kebutuhan gas di Jawa Timur.
“Progress-nya hingga Maret 2021 telah mencapai 88,77% dari yang ditargetkan yakni sebesar 98,22%,” urainya.
Kemudian, terkait proyek Abadi Masela, Dwi mengakui saat ini perjalananya memang kurang secepat yang direncanakan. Isu-isu mengenai keekonomian dan lain sebagainya saat ini sedang dalam pengembangan. Dwi menyebut progress keseluruhan saat ini baru mencapai 2,58% dari target yang ditetapkan sebesar 15,18%. Kemudian progress aktivitas persetujuan AMDAL saat ini sekitar 50,72% dari target yang ditetapkan sekitar 74,05%.
Lalu, terkait kontrak study Unexploded Ordnance (UXO) Desktop status sudah 100% selesai, serta proses pengadaan Front End Engineering Design (FEED) onshore LNG, FPSO (Floating Production Storage and Offloading), GEP (Gas Export Pipeline) dan SURF (Subsea Umbilicials, Risers and Flowliner), masih sedang di review untuk menunggu FEED ke depan.
“Diharapkan ke depan tentu saja tambahan produksi dari proyek-proyek ini ada 65.000 barel oil per hari (BOPD) minyak dan 3.484 MMSCFD gas,” tukasnya.