SKK Migas Pastikan Butuh Waktu 2 hingga 3 Tahun Penerapan EOR di Blok Rokan

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta,ruangenergi.com– Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi(SKK Migas) memastikan butuh waktu 2 hingga 3 tahun hasil dari penerapan enhanced oil recovery (EOR) di blok Rokan, Riau.

Pembangunan fasilitas untuk recovery chemical dari EOR itu butuh waktu. Termasuk pengetesan dan pengeboran sumur yang diinjeksikan EOR.

“EOR itu gak cepat ya. Itu butuh waktu. Kalau sekarang masih studi core funding test  bahkan sebelum itu dilakukan simulasi dulu secara menggunakan software dulu dilihat mana yang cocok baru dilakukan test. Nah itu di lab saja bisa berbulan-bulan yang ini juga kita gak tahu nih seperti apa reservoirnya, letak sumur-sumur injeksinya itu kan  perlu dilihat. Nah belum lahi kita ngebor sumurnya kemudian membangun fasilitas untuk recovery si chemicalnya itu. Itu saya kalau lihat timelinennya sih mungkin bisa 2 tahun-3 tahun lah,” kata Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman kepada wartawan usai konferensi pers Kapasitas Nasional, Senin (18/07/2022).

Di sisi lain,lanjut Fatar, SKK Migas masih melakukan evaluasi alternatif kimia lain untu EOR di blok Rokan. Hanya saja,EOR yang selama ini dipakai oleh Chevron Pacific Indonesia harganya agak lumayan tinggi dan itu mempengaruhi keekonomian Rokan.

“Jadi sekarang itu lagi dikaji bahan-bahan kimia lain campurannya seperti apa, di studi ya secara sub surface nanti mana yang kira workable itu akan dilakukan field trial dulu. Jadi ada beberapa pattern yang akan dibuat di lapangan yang akan membuktikan memang chemical EOR yang dipilih itu tepat,” ungkap Fatar menjelaskan.

Ketika ditanyakan kepadanya apa mungkin harga EOR bisa turun ketika dipakai di blok Rokan oleh PT Pertamina Hulu Rokan, Fatar menjawab:

“Bisa turun, karena sebagian juga diproduksi di dalam negeri juga kan. Cuma isinya surfactant sama polimer aja. Cuma kalau di yang si Chevron itu ada beberapa campuran lain,” papar Fatar.