SKK Migas Pastikan Dalam Kegiatan Mencapai 1 Juta Barel Tetap Perhatikan Kesinambungan Lingkungan

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, ruangenergi.com- Pada tahun 2030, perusahaan-perusahaan migas berencana melipatgandakan ekstraski minyak hampir empat kali lipat yakni 31,2 miliar barel setara minyak di 64 ladang minyak tambahan.

Padahal, pelipatgandaan ekstraksi migas berkebalikan dengan target global yang hendak membatasi suhu Bumi naik tidak lebih dari 1,5 derajat celsius.

Pada 2021, Badan Energi Internasional atau International Energy Agency (IEA) memperingatkan, untuk mencegah suhu bumi melewati ambang batas, pengembangan ladang migas baru tidak lagi diperlukan. Terlepas dari kontradiksi di lapangan, industri migas berkukuh pada rencananya untuk terus mengembangkan ladang minyak baru.

Pertanyaannya, apa reaksi SKK Migas ketika eksplorasi dari kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) Migas dianggap bisa menambah suhu bumi tinggi, di atas 1,5 derajat celcius? Kemudian, bagaimana caranya kegiatan eksplorasi migas tidak menambah peningkatan suhu bumi?

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menanggapi bahwa kegiatan Industri Hulu Migas, dalam upayanya untuk dapat mencapai 1 juta BOPD dan 12 MMSCFD di tahun 2030 tetap memperhatikan pelesterian dan juga menjaga kesinambungan lingkungan.

Salah satunya adalah terkait dengan alignment kebijakan menuju Net Zero Emission (NZE) dari Pemerintah. Untuk mendukung hal ini, di dalam Rencana Strategis Industri Hulu Migas atau IOG 4.0, salah satu pilarnya adalah terkait dengan Low Carbon Initiative (LCI)

“Di dalam LCI ini termasuk di dalamnya adalah program dekarbonisasi, di mana sudah dimulai dengan menentukan baseline CO2 sampai 2030 adalah sebesar 40 juta Ton, dan kita memastikan upaya-upaya yang dilakukan oleh Industri Hulu Migas secara keseluruhan agar kita di bawah target tersebut,” kata Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro dalam bincang santai virtual bersama ruangenergi.com, Selasa (09/04/2024), di Jakarta.

Hudi memaparkan, upaya yang telah dilakukan adalah aksi terkait terkait Energy Management, Penerapan CCS/CCUS di proyek-proyek Hulu Migas, serta Penanaman pohon. Target reduksi dari SKK Migas adalah sekitar 11% supaya bisa berada di bawah target di atas.