Jakarta,ruangenergi.com-Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berharap dengan adanya kepastian pengelolaan North Duri Cogeneration (NDC) di blok Rokan maka kehandalan semakin meningkat atau lebih baik produksi blok migas terbesar di Indonesia tersebut.
SKK Migas apresiasi dengan adanya kabar bahwa pengelolaan NDC yang dimiliki oleh PT Mandau Cipta Tenaga Nusantara (MCTN) yang mayoritas sahamnya dimiliki Chevron Standar Ltd (CSL) akan beralih ke PT PLN (Persero).
“Mantap lah kalau bisa… itu yang kita harapkan.Kehandalan semakin meningkat atau lebih baik,”kata Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman kepada ruangenergi.com, Jumat (25/06/2021) di Jakarta.
Dalam catatan ruangenergi.com,dua BUMN Energi terbesar, yaitu PT Pertamina dan PT PLN bersinergi untuk menjaga keandalan pasokan listrik dan uap untuk mendukung pengoperasian Blok Rokan, baik saat masa peralihan maupun secara jangka panjang.
Seperti diketahui, pengelolaan Blok Rokan mulai 9 Agustus 2021 akan beralih dari Chevron Pacific Indonesia ke PT Pertamina Hulu Rokan. Blok Rokan merupakan penyumbang 25 persen dari total produksi minyak nasional.
Selama dikelola oleh CPI, pasokan listrik untuk blok Rokan ini berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) berkapasitas 300 Megawatt (MW) yang dimiliki oleh PT Mandau Cipta Tenaga Nusantara (MCTN) yang mayoritas sahamnya dimiliki Chevron Standar Ltd (CSL).
Kabar baik datang dari Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril yang menjelaskan bahwa negosiasi untuk take over saham MCTN diharapkan tercapai kesepakatan di awal Juli 2021 mendatang.
“Saat ini kami sedang merampungkan negosiasi dengan MCTN. Semoga dalam waktu yang tidak terlalu lama kita bisa tercapai kesepakatan. Insya Allah awal Juli 2021 saham MCTN 100 persen milik PLN,” kata Bob Saril, kepada ruangenergi.com, Kamis(24/6/21).
Bob Saril menambahkan, dalam melayani kebutuhan listrik dan uap Blok Rokan, PLN merencanakan 2 tahap yaitu masa transisi dan masa permanen.
Tahap pertama, masa transisi dengan memanfaatkan pembangkit listrik eksisting yang akan berlangsung selama 3 tahun, mulai 9 Agustus 2021. Tahap kedua, masa layanan permanen akan mengandalkan pembangkit dan jaringan PLN yang dimulai pada 2024.
Rencananya listrik Blok Rokan sekitar 400 MW dipasok dari sistem kelistrikan Sumatera dan uap 335 MBSPD dengan menggunakan New Steam Generator. PLN membutuhkan waktu sekitar tiga tahun untuk membangun interkoneksi listrik sistem Sumatera ke Blok Rokan.
Dalam kurun waktu tersebut, PLN akan memanfaatkan PLTG North Duri Cogen MCTN 300 MW dan didukung PLTG Minas dan Central Duri sebesar 130 MW.
Selain itu, penyediaan pasokan listrik yang handal dari Sistem Sumatera ke Blok Rokan dilakukan dari tiga sumber. Pertama, melalui transmisi New Garuda Sakti – Balai Pungut, kapasitas 290 MW. Kedua, melalui transmisi Duri – Balai Pungut, kapasitas 240 MW. Ketiga, melalui pembangkit Balai Pungut sebesar 250 MW.
“Harapan kami adalah kalau satu ada kendala, ada dua backup. Lalu untuk menjamin kehandalan, dilengkapi juga dengan fasilitas kompensator (kapasitor) di sisi TT dan Converter 5X100 MW. Mengapa kami pasang 5X100 MW karena untuk mengantisipasi pengembangan ke depannya, sekaligus untuk mem-backup sistem apabila sedang ada pemeliharaan,” pungkas Bob.