Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Backbone Inalum Dapatkan Alumina Buatan Indonesia

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, ruangenergi.comPT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) sebagai sebuah perusahaan produsen aluminium terbesar di Indonesia, kini tengah berupaya keras bisa menjadi produsen alumina yang menjadi pemasok utama kebutuhan akan alumina di negeri ini.

Proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Desa Bukit Batu, Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, diharapkan bisa memproduksi sendiri alumina sebagai bahan baku aluminium.

Smelter Grade Alumina Refinery yang berada di Mempawah merupakan projek strategis yang dijalankan secara kolaborasi oleh INALUM dan ANTAM melalui anak usaha INALUM yaitu PT Borneo Alumina Indonesia (BAI).

SGAR Mempawah merupakan bagian dari aksi korporasi INALUM dalam menciptakan ekosistem industri aluminum yang terintegrasi dari hulu hingga hilir. INALUM berharap terus mendapatkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan agar cita-cita Indonesia bisa segera tercapai dan hilirisasi aluminium nasional cepat terwujud.

“Kita ini (Inalum) 70 persen alumina import dan 30 persen local. Nah keberadaan project SGAR untuk produksi sendiri alumina. By early 2025 sudah bisa 100 persen produksi sendiri. Kita perlu 500 ribu ton (KT) per tahun alumina untuk bisa produksi 250 ribu ton aluminium,” kata Direktur Pengembangan Usaha PT Indonesia Asahan Aluminium Melati Sarnita dalam bincang santai bersama ruangenergi.com, Jumat (10/11/2023).

Itu sebabnya, lanjut Melati, Indonesia harus bisa lepas dari impor alumina dengan beroperasinya SGAR ini.

“First alumina Sept 2024, COD Jan 2025. Kan product dari proses commissioning ya kita musti liat dulu.Targetnya sih 60 ribu ton sebulan selama commissioning,”tegas Melati.

Dalam catatan ruangenergi.com, pembangunan proyek SGAR fase I yang dimulai pada 2019 tersebut rencananya bisa rampung dan mulai beroperasi pada 2023, tapi kini target penyelesaian pabrik pengolahan bijih bauksit jadi alumina – bahan dasar aluminium, tersebut ditargetkan selesai pada semester II 2024.

Pengerjaan proyek pembuatan pabrik peleburan bauksit menjadi alumina tersebut kini sudah mencapai 58 persen dan ditargetkan menyentuh 80 persen masa konstruksi pada akhir 2023 nanti. Setelah SGAR Mempawah fase I rampung, target operasi komersial akan mulai berjalan efektif pada 2025.

Sekretaris Perusahaan BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID, Heri Yusuf mengatakan alumina yang dihasilkan SGAR Mempawah fase I tersebut nantinya bakal menjadi bahan baku smelter aluminium milik anggota Grup MIND ID, PT INALUM di Kuala Tanjung berkapasitas mampu menampung alumina hingga 1 juta kilo ton per annum (KTPA). Jumlah alumina tersebut bisa menjadi 500 ribu ton aluminium.

“Ini merupakan tantangan MIND ID melalui anak perusahaan kami, PT INALUM untuk segera menyelesaikan SGAR Mempawah fase I. Ketika nanti smelter bauksit ini sudah resmi beroperasi, maka kita bisa menyambung seluruh rantai bisnis bauksit menjadi alumunium baik untuk kebutuhan pasar domestik maupun ekspor,” ucap Heri.