Soal Kebakaran TBBM Plumpang, FSPPB Minta Semua Pihak Tunggu Hasil Investigasi

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, Ruangenergi.com – Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB), Arie Gumilar meminta kepada semua pihak agar menunggu hasil audit investigasi kebakaran terminal BBM Plumpang, sebelum mengambil keputusan.

Pernyataan ini disampaikan Arie kepada wartawan disela peringatan 2 dasawarsa FSPPB, di kantornya yang berada di Gedung Gerakan Pramuka Kwartir Nasional, Jakarta, Jumat (31/3/2023).

Menurut Arie, pihak berwenang saat ini masih menyelidiki dan melakukan audit investigasi terhadap peristiwa kebakaran terminal BBM Plumpang pada Jumat 3 Maret 2023 lalu itu

“Jadi kita minta seluruh pihak termasuk stakeholder terkait menghormati proses yang sedang berjalan, serta menahan komentar apapun, apalagi mengambil keputusan yang terburu-buru soal langkah kedepan yang akan diambil,” cetusnya.

Hal ini merujuk pada keputusan Menteri BUMN Erick Thohir yang akan memindahkan Terminal BBM Plumpang ke tempat baru yang lebih baik. Menurut Arie, semestinya jangan ada pihak yang terlalu cepat menyampaikan pernyataan sebelum adanya suatu kajian.

“Seharusnya dilakukan kajian yang prudent terlebih dahulu, baru ambil kesimpulan. Jangan kemudian ada satu pihak atau beberapa pihak yang memanfaatkan situasi dan kondisi di tengah-tengah orang kena musibah untuk kepentingan-kepentingan tertentu,” papar Arie.

Ia menegaskan, bisnis migas seperti yang dijalankan Pertamina, memiliki tingkat resiko yang tinggi dan harus dilakukan suatu perhitungan yang matang, ketika ingin mengambil suatu kebijakan.

Untuk itu, Arie meminta semua pihak agar menahan diri, tidak berspekulasi, dan menunggu hasil audit investigasi kebakaran terminal BBM Plumpang selesai.

“Bisnis di Pertamina ini adalah high tech, high capital dan high risk. Bahwa semuanya itu akan berdampak dan berakibat terhadap biaya yang ditimbulkan,” tegasnya.

Namun menurut Arie, pihaknya terus menyampaikan keprihatinan atas kejadian kebakaran di depo Plumpang, dan terus mendukung upaya-upaya recovery yang dilakukan perusahaan termasuk proses audit investigasi.

FSPPB, kata dia, juga berkomitmen untuk terus memperjuangkan hak-hak pekerja dan keluarganya. Disamping itu, FSPPB juga tetap berharap kepada pemerintah untuk mengambil kebijakan yang adil.

“FSPPB tentu berharap kepada Pemerintah dan pemangku kebijakan agar segera mengambil kebijakan yang adil bagi semua pihak, termasuk bagi Pertamina dengan tidak mencederai hak-hak masyarakat yang terdampak,” tukasnya.

“Kita juga mengajak masyarakat dan semua pihak agar tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh oknum-oknum yang memanfaatkan situasi dibalik musibah yang terjadi,” sambung Arie.

Di sisi lain, Arie memastikan bahwa penanganan terhadap para korban yang terdampak kebakaran terminal BBM Plumpang telah dilakukan Pertamina dengan baik.

“Terkait nantinya Terminal BBM Plumpang akan direlokasi atau tidak, kita serahkan hal itu kepada hasil kajian yang prudent,” ujarnya.

Gelar Tasyakuran
Sementara itu, sebagai wujud syukur memasuki usia dua dasawarsa atau 20 tahun sekaligus bertepatan dengan bulan Ramadhan sebagai bulan suci yang penuh berkah bagi seluruh umat Muslim, FSPPB sebagai induk organisasi yang beranggotakan 25 Serikat Pekerja (SP) di lingkungan Pertamina dengan anggota tidak kurang dari 15.000 orang menggelar acara tasyakuran berupa santunan ke panti asuhan dan berbagi kepada petugas kebersihan di sekitar Monas dan kawasan Jalan Medan Merdeka Timur serta dilanjutkan dengan buka puasa bersama di kantor federasi.

“Acara tasyakuran dan buka puasa bersama dan santunan ini sebagai salah satu ungkapan rasa syukur dan kepedulian dari seluruh pekerja dalam serikat pekerja yang berada dalam konstituen FSPPB,” kata Arie.

Pada kesempatan itu, pihaknya juga mengharapkan doa dan dukungan dari segenap anak bangsa dan elemen masyarakat di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, agar FSPPB tetap istiqomah dalam menjaga komitmen perjuangannya, menjaga kelangsungan bisnis perusahaan dan juga cita-cita bersama yakni Kedaulatan Energi Nasional.

“Kami akan terus perjuangkan bagaimana penguasaan energi itu tetap selalu dikuasai oleh negara sesuai amanat UUD 1945 Pasal 33 ayat 2,” pungkasnya.

Acara tasyakuran dan buka puasa bersama tersebut dihadiri oleh Manajemen Holding dan Subholding. seluruh Ketua dan Pengurus Organisasi Serikat Pekerja Pertamina, Kemenaker, Intelkam, BNPT, Aktivis dan Pengamat Energi, Pensiunan Pertamina, Pengurus Kwarnas, Badan Dakwah Islamiah, BAZMA, mahasiswa, wartawan, dan tamu undangan.(SF)