Jakarta, Ruangenergi.com – Dewan Energi Nasional (DEN) mengungkapkan bahwa Kebijakan Energi Nasional (KEN) dan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) mencantumkan energi fosil dan Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam target energy mix, saat ini capaian EBT masih 11,2% dari target tahun 2025 sebesar 23%.
Hal tersebut dikatakan oleh Sekretaris Jenderal DEN, Djoko Siswanto, dalam sebuah webinar yang bertajuk “Potensi Sumber Daya Migas dan Panas Bumi sebagai Penyangga Energi Masa Depan”, (11/08).
“Untuk itu perlu kita gali upaya-upaya untuk meningkatkan produksi migas kita, pada saat yang bersamaan kita juga harus meningkatkan pemanfaatan EBT kita,” terang Djoko dalam sambutannya.
Hadir sebagai pembicara, Anggota DEN, Satya Widya Yudha, mengatakan bahwa kemandirian & ketahanan energi dapat dicapai dengan menjadikan energi sebagai modal pembangunan dan mengoptimalkan pemanfaatan energi, untuk pembangunan ekonomi nasional, penciptaan nilai tambah di dalam negeri, dan penyerapan tenaga kerja.
“Mengenai kebijakan dan regulasi pendanaan yang tertuang dalam KEN dan RUEN, untuk mencapai sasaran pertumbuhan dan penyediaan energi Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menyediakan alokasi dana pengembangan dan penguatan infrastruktur energi yang memadai,” ungkap Satya.
Ia juga mengatakan, strategi transisi energi rendah karbon melalui pengoptimalan teknologi bersih pada energi yang berbasis fosil, percepatan pengembangan EBT, dan pemanfaatan smartgrid/smart energy.
Menurut, Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Eko Budi Lelono, perlu adanya terobosan dalam pengembangan panas bumi.
Dikatakan olehnya, dari beberapa lokasi potensi panas bumi yang ada saat ini untuk mencapai bauran energi yang ditargetkan, seperti government drilling sebagai upaya meningkatkan kualitas data panas bumi.
Secara bersamaan, Komisaris Utama PT PLN (Persero), Amien Sunaryadi, mengusulkan agar DEN merekomendasikan Pemerintah dan DPR untuk melakukan seismik 2D secara luas di open area.
Di mana, kata Amien, hasilnya akan dipergunakan memetakan WK migas dan melakukan eksplorasi, pemboran eksplorasi sampai diketemukan uap dan hasinya dipergunakan untuk memetakan WKP.
Selanjutnya, Anggota DEN, Herman Darnel Ibrahim, menanggapi bahwa perlu dilakukan kajian berapa jumlah migas yang optimal sebagai penopang energi masa depan dan dukungan kebijakannya dengan memperhatikan transisi energi menuju net zero emission.
Selanjutnya, Anggota DEN, Musri, mendorong Badan Geologi untuk memaksimalkan eksplorasi agar dapat memberikan data yang akurat dalam rangka pengembangan panas bumi dan mendukung industri hulu migas tanah air.
Sebagai penutup, Kepala Biro Fasilitasi Kebijakan Energi dan Persidangan, Yunus Saefulhak, mengatakan kegiatan dengan menyampaikan rencana webinar selanjutnya membahas transisi energi menuju net zero emission pada 28 September 2021 dalam rangka Hari Pertambangan dan Energi.