Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com-PT Pertamina Hulu Energi (PHE) selaku Subholding Upstream Pertamina membuat langkah terobosan baru untuk menjawab tantangan energi nasional.
Melalui gelaran Technology Day & Business Forum 2025 yang berlangsung di Jakarta pada 1–3 Desember 2025, PHE memperkenalkan strategi jitu bernama Networked Collaboration for New Potential (NCNP).
Program ini digadang-gadang menjadi kunci vital dalam menyelaraskan rumitnya tantangan operasi di lapangan dengan solusi teknologi masa kini. Tujuannya jelas: mengerek naik angka produksi minyak dan gas (migas) serta memperkuat kinerja finansial perusahaan.
Salah satu sorotan utama dalam forum ini adalah peluncuran aplikasi digital inovatif. Sederhananya, aplikasi ini bekerja layaknya “mak comblang” yang mempertemukan penyedia teknologi (tech provider) dengan tantangan operasi di lapangan secara real-time.
Dengan aplikasi ini, penyedia teknologi bisa mengakses langsung informasi masalah yang dihadapi PHE, sehingga proses pencocokan (matchmaking) antara kebutuhan operasi dan solusi teknologi menjadi jauh lebih cepat dan akurat. Langkah efisiensi ini pun langsung menuai apresiasi dari SKK Migas dan Kementerian ESDM.
Komisaris Pertamina Hulu Energi, Nanang Untung, menyoroti urgensi kolaborasi ini. Menurutnya, tantangan terbesar saat ini adalah mengelola lapangan migas yang sudah matang (mature fields) di mana produksi alaminya terus menurun.
“Technology Day & Business Forum merupakan langkah strategis untuk mempertemukan tantangan lapangan dengan solusi teknologi yang tepat guna. Melalui forum ini, kita bisa mempererat kerja sama antara pihak yang memberikan solusi dan yang membutuhkan solusi,” ujar Nanang.
Senada dengan Nanang, Direktur Pengembangan & Produksi PHE, Mery Luciawaty, menegaskan posisi krusial PHE yang saat ini menyumbang 69% produksi minyak dan 37% produksi gas nasional.
Mery menekankan bahwa forum ini bukan sekadar pameran, melainkan ruang strategis untuk mencari teknologi yang fit for purpose (sesuai kebutuhan) guna mengatasi fasilitas yang menua dan keragaman reservoir.
“Sinergi antara zona operasi dan penyedia teknologi akan terus diperkuat untuk mendukung pencapaian target produksi nasional 1 juta barrel per hari. Subholding Upstream Pertamina optimistis dapat menjawab tantangan masa depan dengan solusi inovatif, efisien, dan berkelanjutan,” tegas Mery menutup rangkaian acara.
Selain fokus pada teknologi, PHE memastikan seluruh operasionalnya tetap berpegang pada prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). Perusahaan juga menegaskan komitmen Zero Tolerance on Bribery melalui implementasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) berstandar ISO 37001:2016, menjamin praktik bisnis yang bersih dan transparan.
Ajang ini turut diisi dengan peluncuran Buku Katalog Teknologi NCNP, diskusi panel bersama Kementerian ESDM dan SKK Migas, serta pemaparan kisah sukses (success story) penerapan teknologi di berbagai regional Pertamina.











