Bojonegoro, Jawa Timur, ruangenergi.com – Komitmen perusahaan energi nasional dalam membangun kemandirian ekonomi masyarakat kembali ditunjukkan oleh entitas hulu Pertamina. Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina, melalui wilayah kerja Zona 11 dan Zona 12 di Jawa Timur, secara berkelanjutan memperkuat ekosistem Usaha Mikro dan Kecil (UMK) dengan menyelenggarakan UMK Academy 2025.
Program pelatihan intensif ini baru saja digelar di Bojonegoro pada 30 November 2025, diikuti oleh 20 pelaku UMK Mitra Binaan. UMK Academy menjadi wujud nyata kontribusi Pertamina untuk mengakselerasi pertumbuhan UMK di sekitar wilayah operasi, membuktikan bahwa fokus perusahaan tidak hanya pada operasional hulu migas, tetapi juga pada pengembangan ekonomi lokal yang terstruktur dan berkelanjutan.
Empat Pilar UtamaUMK Academy 2025 dirancang dengan pendekatan ambisius: “from zero to hero”. Program ini bertujuan menciptakan ekosistem usaha yang sehat dan kompetitif melalui kurikulum komprehensif yang mengintegrasikan empat pilar utama: Go Modern, Go Digital, Go Online, dan Go Global. Selain itu, prinsip Go Green diinternalisasikan sebagai nilai dasar, mendorong terciptanya praktik usaha yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Dalam pelaksanaannya, Pertamina bersinergi dengan Subholding Upstream dan mitra strategis, Impala Network, untuk membangun kolaborasi yang melahirkan ekosistem pendampingan berkesinambungan. Mulai dari identifikasi masalah, pembinaan, hingga pendampingan pasca-pelatihan, semuanya dirancang untuk benar-benar menyentuh kebutuhan riil para pelaku UMK.
Manager Communication, Relations & CID PEPC, Rahmat Drajat, menjelaskan bahwa UMK Academy 2025 berfokus pada dua modul pelatihan inti yang krusial bagi UMK saat ini: Pelatihan Legalitas dan Regulasi Usaha: Dibawakan oleh Alif Abdurrahman, modul ini membimbing peserta secara tuntas dalam mengurus perizinan, memahami hak, dan kewajiban sebagai pelaku usaha yang taat hukum. Legalitas menjadi fondasi utama bagi UMK yang ingin tumbuh dan berekspansi.
Pelatihan Fotografi dan Pembuatan Konten Promosi: Deta Widyananda hadir membagikan ilmu praktis tentang strategi branding di era digital. Peserta diajarkan teknik pemotretan produk yang profesional, pembuatan konten yang engaging, serta strategi pemasaran yang efektif untuk menjawab tantangan pasar digital yang semakin kompetitif
Yang membuat program ini berbeda adalah pendekatan “from class to market” yang diusung oleh PEPC Zona 12. Setelah menerima pelatihan intensif, peserta tidak hanya dibekali teori. Mereka diberikan panggung nyata untuk mengimplementasikan ilmu yang didapat melalui partisipasi dalam dua acara besar, yaitu Festival Banyu Urip dan Pagelaran Seni Budaya Desa Kaliombo.
Melalui event ini, para peserta dapat langsung mempraktikkan ilmu pemasaran digital, menguji produk mereka di pasar riil, dan sekaligus membangun jaringan usaha yang lebih luas.
“Kami tidak hanya ingin menciptakan pelaku UMK yang mampu bertahan, tetapi yang mampu tumbuh dan bersaing di kancah yang lebih luas,” ujar Rahmat Drajat. “Melalui program ini, kami ingin membuktikan bahwa dengan dukungan yang tepat, UMK lokal mampu bersaing bahkan di pasar global.”
Program UMK Academy 2025 selaras dengan visi besar Pertamina dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada pengentasan kemiskinan, penyediaan pekerjaan yang layak, dan pertumbuhan ekonomi. Keberhasilan program ini diukur tidak hanya dari jumlah peserta, tetapi dari dampak berkelanjutan yang diciptakan, seperti peningkatan omset usaha, penyerapan tenaga kerja, dan kemandirian usaha.
Zona 11 dan Zona 12 Subholding Upstream berkomitmen untuk terus mendampingi dan memantau perkembangan peserta pasca-pelatihan. Rencana aksi jangka panjang telah disusun untuk memastikan ilmu yang diberikan dapat diimplementasikan secara berkelanjutan, sehingga tercipta UMKM-UMKM tangguh yang menjadi motor penggerak perekonomian di wilayah operasi.
Dengan semangat Energy for Nation, Pertamina menegaskan komitmennya untuk menjadi bagian dari solusi pembangunan ekonomi Indonesia yang lebih maju dan mandiri, dimulai dari penguatan fundamental usaha mikro dan kecil yang merupakan tulang punggung perekonomian nasional.












