Jakarta,ruangenergi.com–PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) baru saja menyelesaikan pengeboran 3 sumur Re-entry tanpa Non Productive Time (NPT) di Lapangan Peciko dengan menggunakan Rig Tasha dan berhasil memecahkan banyak rekor di area pemboran offshore PHM.
Pertama, sumur PK-K19.G1 menjadi pengeboran tercepat dengan durasi 7.2 hari, total kedalaman 2.246 meter, dan inklinasi maksimal 77 derajat. Kedua, sumur PK-K20.G1 memiliki laju pengeboran tercepat, yaitu 93 meter/jam pada ukuran lubang 8.5 inci.
Sementara, pengeboran sumur PK-K6.G1 memiliki laju tercepat 68 meter/jam pada ukuran lubang 8.5″ yang diperbesar ke 9.5”. Sebelumnya, rata-rata laju pemboran di area pemboran offshore PHM adalah 59 meter/jam untuk lubang 8.5 inch dan 32 meter/jam pada lubang 8.5 inci yang diperbesar ke 9.5”.
“Untuk itu, saya ingin melanjutkan praktik-praktik baik yang sudah ada sesuai dengan tata nilai kerja AKHLAK, dengan menjaga semangat KOMPETEN dan melanjutkan kerjasama dalam program-program evaluasi dan implementasi serta menyambut baik segala perubahan demi masa depan ketahanan energi yang lebih baik,” kata General Manager PT Pertamina Hulu Mahakam Agus Amperianto kepada ruangenergi.com,Minggu (23/1/2022) di Jakarta
Pencapaian pada Satelite Working Platform – K (SWPK) turut andil dalam pencapaian target pengeboran sumur PHM Tahun 2021. Pencapaian ini terbukti meningkatkan nilai keekonomian sumur dengan mempercepat durasi rata-rata sebesar 44% dibandingkan dengan sumur offshore sejenis dan berhasil menghemat biaya sebesar kurang lebih 21% dari anggaran.
Ke depannya, diharapkan batasan baru sisi teknikal semakin terbuka dan akan lebih banyak lagi target reservoir yang dapat diakses untuk mendukung keberlangsungan produksi di Lapangan Mahakam.
Hal tersebut,lanjut Agus, membuktikan bahwa sampai saat ini Wilayah Kerja Mahakam tetap terbukti mampu mempertahankan produksinya dan menghasilkan inovasi-inovasi yang diterapkan di lapangan-lapangan.