Jakarta, Ruangenergi.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pertemuannya dengan Putra Mahkota Abu Dhabi, Mohamed bin Zayed Al Nahyan, membahas aneka isu dari soal G20, kerja sama di bidang energi terbarukan, pembangunan ibu kota baru, investasi, hingga perdagangan, di di Istana Al-Shatie, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA) pada Rabu (03/11).
Pertemuan tersebut menghasilkan sejumlah komitmen bisnis dan investasi senilai US$ 32,7 miliar atau setara Rp467,9 Triliun (Kurs Rupiah Rp14.311/US$).
“Saya bertemu dan berdiskusi panjang dengan Putra Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan di Istana Al-Shatie, kemarin. Lebih dua jam kami berbincang, membahas aneka isu dari soal G20, kerja sama di bidang energi terbarukan, pembangunan ibu kota baru, investasi, hingga perdagangan,” ungkap Jokowi, (04/11).
Untuk itu, Jokowi akan mengundang Putra Mahkota Abu Dhabi tersebut untuk ke Indonesia dalam gelaran KTT G20 di Bali pada 2022.
“Saya mengundang Yang Mulia Pangeran Mohamed untuk hadir sebagai tamu pada KTT G20 di Bali tahun depan,” terangnya.
Turut hadir mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan dengan Pangeran Putra Mahkota Abu Dhabi yakni Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian), Airlangga Hartarto; Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan; Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi; Menteri BUMN, Erick Thohir; Sekretaris Kabinet RI, Pramono Anung; serta Duta Besar RI untuk UEA, Husin Bagis.
Dalam keterangan persnya melalui channel YouTube Sekretariat Presiden, Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, mengatakan bahwa Presiden Jokowi telah melakukan pertemuan dengan Putra Mahkota.
“Hari ini Presiden Republik Indonesia telah melakuklan pertemuan dengan Crown Prince Sheikh Mohamed bin Zayed bin Sultan Al Nahyan,” kata Retno (04/11,).
Ia menambahkan, dalam pertemuan tersebut, kedua pihak membahas berbagi macam isu termasuk masalah kerja sama di bidang energi terbarukan, pembangunan ibu kota baru, investasi, dan perdagangan.
Menlu Retno berujar, kedua pemimpin membahas kemajuan kerja sama investasi antara kedua negara. Isu lain yang dibahas kedua pemimpin yakni mengenai Travel Corridor Arrangement (TCA).
Indonesia telah memiliki TCA dengan Uni Emirat Arab (UEA) sejak 29 Juli 2020. Dimana itu merupakan salah satu TCA pertama yang dimiliki Indonesia pada masa pandemi.
Menurutnya dengan adanya vaksin dan platform-platform perlindungan, maka TCA ini harus diperkuat.
“Kedua belah pihak telah sepakat untuk memperkuat TCA dengan saling pengakuan sertifikat vaksin dan juga integrasi platform perlindungan perjalanan,” jelasnya
Selain itu Presiden Jokowi dan Putra Mahkota MBZ juga berkomitmen memperkuat kerja sama dan kemitraan dalam pembangunan ibu kota baru. Kedua pemimpin sepakat untuk menindaklanjuti secara intensif berupa pertemuan-pertemuan pada tingkat teknis.
“Beliau mengarahkan untuk terus diintensifkan khusus membahas mengenai pembangunan ibu kota baru,” imbuh Retno.
“Selama kunjungan ini terdapat komitmen bisnis dan investasi senilai US$ 32,7 miliar dari 19 perjanjian kerja sama yang akan dipertukarkan besok di Dubai. Jika ditotal, maka nilai komitmen yang diperoleh sampai titik ini dalam kunjungan ini adalah US$ 32,7 miliar. Dan di bidang investasi, besok Menteri Investasi masih akan melakukan pertemuan investasi dan juga ada pertemuan dengan perusahaan besar Amerika yang mudah-mudahan akan ada komitmen-komitmen baru,” sambung Menlu.
Adapun Komitmen bisnis dan investasi yang akan dijajaki yakni :
– Kerja sama antara INA dan Abu Dhabi Growth Fund
– INA dan DP World
– Floating solar antara Masdar dan Pertamina
– Refinery Balikpapan
– Manufacture dan distribusi vaksin dan bioproducts
– Serta berbagai kesepatan G42 dengan berbagai mitra di Indonesia, antara lain di bidang smart cities, telekomunikasi, pengembangan laboratorium genomik.