Terbakarnya Tanki Balongan, Ada Kaitannya Dengan Impor?

Jakarta, Ruangenergi.comDirektur Eksekutif Indonesia Resourcess Study (IRESS), Marwan Batubara, mengungkapkan bahwa PT Pertamina (Persero) perlu menjelaskan kepada publik terkait indisen kebakaran Tanki (T-301G) yang merembet hingga ke Tanki (T-310E; T-301F; dan T-301H) di Kilang Balongan, Indramayu, Jawa Barat.

Dalam diskusi online yang dihelat Energy Watch bersama Asosiasi Pengamat Energi Indonesia (APEI) dan Ruang Energi, mengangkat tema “Terbakarnya Tanki Balongan Pasokan BBM Aman”, ia menjelaskan, Pertamina, harus menjelaskan ke masyarakat tentang fakta yang sebenarnya agar berita tidak benar alias hoax dapat dihindari.

Marwan mengungkapkan, ada beberapa pakar yang menghubung-hubungkan kejadian kebakaran Tanki Balongan dengan impor BBM. Menurutnya, saat ini yang tengah menjadi perbincangan publik yakni asumsi tentang impor BBM.

“Kita tentu akan memperhatikan jika gara-gara kebakaran, peningkatan impor tapi tentu berbeda kalau dengan Covid-19. Saya menyarankan agar Pertamina segera melakukan klarifikasi terhadap asumsi impor yang diambil dari masyarakat,” ungkap Marwan secara virtual, (01/04)

Sebagaimana diketahui, Marwan mengemukakan, di tengah kondisi Pandemi Covid-19 saat ini, konsumsi BBM mengalami penurunan yang cukup signifikan, untuk itu, kata Marwan, Pertamina seharusnya tidak melakukan importasi BBM.

“Saya mengingatkan agar masa pandemi Covid-19 tidak ada alasan untuk melakukan impor, kita perlu informasi yang transparan dari Pertamina terkait pasokan BBM akibat kebakaran Kilang Minyak Balongan,” imbuhnya.

Ia juga meminta kepada Pertamina agar penyelidikan tentang penyebab kebakaran Tanki T301 di Kilang Balongan dilakukan secara tuntas dan transparan. Ia meminta maaf tidak ada hal yang terjadi dari kejadian tersebut, karena menurutnya masyarakat berhak untuk tahu tentang kejadian sebenarnya.

Marwan kembali mengemukakan bahwa terkait insiden kebakaran yang menghanguskan 4 Tanki dan 26.000 kilo liter BBM tersebut, Pertamina harus menjelaskan secara transparan kepada publik.

“Jangan sampai karena hal tersebut, biaya pertanggungan ini bagaimana meningkatkan sumber daya manusia. Saya mengingatkan manajemen agar tidak salah dalam mengambil langkah apalagi yang bersifat politis,” tandasnya.

Sementara, Mantan Ketua Komisi VI DPR-RI periode 2014-2029, Inaz Zubair, mengatakan, BBM Sudah menjadi kebutuhan primer masyarakat untuk mobilisasi, karena ini masalah impor adalah keniscayaan yang tidak bisa dihindari ketika di dalam negeri memang short.

“Pertamina juga tidak perlu malu-malu kucing dengan mengatakan kita tidak akan impor BBM karena setelah pandemi lewat, konsumsi nasional akan kembali normal bahkan lebih, sedangkan kapasitas kilang Pertamina belum tentu bertambah dalam waktu singkat,” tandasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *