Jakarta, ruangenergi.com- Pemerintah melalui kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut bahwa nuklir menjadi salah satu opsi energi potensial bagi Indonesia yang akan berdampak positif terhadap perkembangan industri dalam negeri.
Terkait dengan opsi ini, Direktur Operasi PT Thorcon Power Indonesia, Bob Soelaiman Effendi memberikan tanggapannya kepada ruangenergi.com, Sabtu(11/9/21)
Pertama menurut saya keputusan Pemerintah untuk memakai nuklir sebagai pengganti batubara yang mana telah di putuskan harus berhenti pada 2040 artinya nuklir harus masuk bauran paling telat 2030 dan ini adalah keputusan yang benar dan objektif mengingat hanya nuklir sebagai satu2nya energi bersih yang dapat secara teknis dapat menggantikan semua kriteria batubara 1) murah, dibawah $7 sen per kwh, untuk Thorcon PLTT 2) dapat beroperasi setiap saat alias dispatchable 3) dapat mendekati beban alias dapat di bangun dimana saja.
Kedua, bila kita bicara climate change jelas dari data empiris hanya negara2 yang memanfaatkan Nuklir dan Hydro skala besar yang dapat menurunkan carbon intensity secara signifikan seperti dalam kasus Perancis dengan carbon intensity di kisaran 50 gram CO2eq/kwh sementara Jerman, di kisaran 400 gr CO2eq/kwh.
Ketiga, PT Thorcon Power Indonesia sebagai satu-satunya perusahaan nuklir yang beroperasi di Indonesia menyambut baik rencana tersebut bukan saja Thorcon dapat menggantikan ketiga kriteria batubara tersebut.
“Ini semua sejalan dengan timeline kami yang menargetkan COD pada 2028 serta terakhir kami adalah perusahaan nuklir yang paling siap di Indonesia karena telah menyiapkan selama lebih dari 5 tahun,”kata Bob Soelaiman