Jakarta, Ruangenergi.com – Peningkatan daya saing sangat penting dilakukan, agar produksi dan pemasaran lampu LED (light emitting diode) dalam negeri dapat meningkat, juga dapat mengembalikan jumlah ekspor.
Hal tersebut dikatakan oleh Plt. Kepala Badan Litbang ESDM, Dadan Kusdiana, dalam diskusi program Advancing Indonesia’s Lighting Market to High Efficient Technologies(ADLIGHT), beberapa waktu lalu bersama United Nations Development Programme (UNDP) dan 4
Untuk itu, Pemerintah tak henti berinovasi untuk terus mencari strategi efektif agar industri lampu LED mampu bersaing dengan industri lampu negara lain, terutama Tiongkok.
Sebagaimana diketahui, lampu LED impor masih mendominasi di pasar Indonesia, meskipun industri LED dalam negeri sudah memproduksi lampu LED dengan kualitas yang lebih baik. Hadirnya program ADLIGHT, pemerintah berupaya meningkatkan daya saing lampu LED lokal.
“Perlu transformasi pasar lampu LED di tanah air agar industri LED dalam negeri dapat berkompetisi dengan lebih baik dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” terang Dadan.
Selain itu, ia menekankan pentingnya peningkatan daya saing melalui Standar Nasional Indonesia (SNI) terkait keselamatan dan Standar Kinerja Energi Minimum (SKEM) pada produk lampu LED.
Menurutnya, kebijakan tersebut tidak hanya menambah kepercayaan masyarakat terhadap produk lampu LED dalam negeri, namun sekaligus menciptakan pasar yang adil dan kompetitif.
Dadan menuturkan, permintaan lampu LED terus naik dari tahun ke tahun, namun tidak sejalan dengan pertumbuhan industri lampu di tanah air.
Tercatat pada 2013, kebutuhan akan lampu LED mencapai 15 juta unit dan jumlah tersebut meningkat menjadi 310 juta unit pada 2019. Namun, sayangnya industri LED dalam negeri hanya menyumbang sebagian kecil permintaan lampu LED tersebut, sementara, di sisi lain, jumlah ekspor lampu Indonesia juga mengalami penurunan.
“Yang lebih penting adalah penggunaan lampu LED efisiensi tinggi akan berkontribusi besar dalam pencapaian komitmen pemerintah terkait net zero emission di sektor energi,” papar Dadan.
Sebagaimana diketahui, Proyek ADLIGHT yang dilakukan Pemerintah bersama UNDP dan UNEP menggandeng Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (P3TKEBTKE) telah melakukan survei ke sejumlah produsen lampu LED dalam negeri dari awal Juni hingga pertengahan Juli 2021.
Kepala P3TKEBTKE, Kementerian ESDM, Dr. Hariyanto, mengatakan hasil survei ADLIGHT membuktikan industri lampu dalam negeri memiliki kapasitas yang tinggi, teknologi yang baik, dan mempunyai peralatan produksi cukup lengkap, sehingga mampu menghasilkan produk berkualitas tinggi. Seharusnya, secara kualitas produk lampu dalam negeri mampu bersaing di pasaran.
National Project Manager ADLIGT, Emil Salim, mengamini hal tersebut untuk meningkatkan daya saing industri lampu LED dalam negeri.
Emil menuturkan bahwa walaupun secara kualitas produk LED dalam negeri tidak kalah dengan produk impor, faktor harga dan persepsi masyarakat mengenai kualitas produk lokal menjadi sejumlah alasan yang membuat produk dalam negeri kalah bersaing.
“Permintaan yang rendah membuat pabrikan lokal sulit mendapatkan skala keekonomian dan karenanya tidak mampu menekan biaya produksi,” katanya.
Ia mengungkapkan bahwa, salah satu segmen pasar yang dapat menjadi andalan industri LED dalam negeri adalah segmen pemerintah. Pasalnya, masih banyak alat penerangan jalan (APJ), gedung pemerintah, BUMN, rumah sakit, universitas, dan lain-lain yang menggunakan lampu tidak hemat energi.
Karena itu, dengan proses pengadaan yang dikendalikan oleh pemerintah, pergantian lampu di segmen ini dapat didorong secara bertahap ke arah penggunaan lampu LED buatan dalam negeri.
“Sebagai contoh, pemerintah daerah dapat mensyaratkan penggunaan produk lampu LED dalam negeri dalam pengadaan APJ dan pembangunan gedung perkantoran baru,” tutur Emil.
Dalam kesempatan ini, perusahaan yang tergabung dalam Asosiasi Industri Perlampuan Listrik Indonesia (APERLINDO) menyatakan kesiapannya apabila SNI keselamatan lampu LED diwajibkan oleh pemerintah.
“Permintaan lampu LED di dalam negeri akan terus berkembang dan anggota APERLINDO siap memenuhi permintaan pasar tersebut,” ungkap Ketua APERLINDO, John Manoppo.