Logam Tanah Jarang

TINS Beberkan 1 Ton Monasit Diperoleh Dari 40 Ton Timah

Jakarta, Ruangenergi.comPT Timah Tbk (TINS) mengaku telah melakukan riset maupun pengembangan pengolahan dan pemanfaatan monasit yang dilakukan bersama berbagai institusi pendidikan dan lembaga penelitian yang berfokus dibidang LTJ (Logam Tanah Jarang) atau Rare Earth Element ,(REE).

Sekertaris Perusahaan, Muhammad Zulkarnaen, mengungkapkan, akan memanfaatkan deposit monasit tuntuk diproses sebagai LTJ.

“PT Timah telah membangun fasilitas riset dan pengembangan LTJ bekerjasama dengan BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) berupa Pilot Plant Rare Earth Hydroxide (REOH) di Tanjung Ular, Bangka Barat,” ungkap Zulkarnaen kepada Ruangenergi.com, Selasa, (09/02).

Ia menambahkan, terkait jumlah produksi monasit yang dapat dimanfaatkan sebagai hasil pencucian dari ore alupial sebanyak 1 toh monasit setiap 40 timah yang dihasilkan.

“Secara empiris, ada potensi 1 ton monasit yang dapat diperoleh dari setiap 40 ton timah yang dihasilkan,” imbuhnya.

Kemudian, katanya, terkait sumberdaya monasit untuk Proyek LTJ, pihaknya bekerja sama dengan Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir (PTBGN) dan BATAN.

“PT Timah masih terus melakukan kegiatan pendataan kembali maupun kegiatan eksplorasi intensif yang dilakukan oleh tim eksplorasi kami, guna percepatan penemuan sumberdaya monasit tersebut tim eksplorasi kami juga bekerjasama dengan berbagai pihak salah satunya denganĀ  PTBGN-BATAN,” tuturnya.

Dijelaskan olehnya, guna memenuhi kelayakan proyek, program pengembangan dan pengusahaan LTJ di PT Timah saat ini berfokus pada revalidasi potensi perolehan monasit.

Selian itu, TINS juga melakukan pencarian teknologi yang sesuai dengan karakteristik maupun kuantitas monasit sebagai mineral pembawa logam tanah jarang.

Lebih jauh, Zulkarnaen, menerangkan, proyek industrialisasi LTJ sudah masuk dalam rencana perusahaan. Dimulai dari pengolahan monasit menjadi RE Hidroksida/Carbonate.

Saat ini pihaknya sedang fokus pada pencarian teknologi proven secara komersial yang berperan penting dalam mencapai kelayakan keekonomian.

“Hal ini akan kami gunakan sebagai acuan dalam penentuan keputusan keberlanjutan industrialisasi logam tanah jarang. Setelah itu, kami akan mulai proses kerjasama dengan mitra dalam pendirian Pabrik industri LTJ yang sesuai dengan kapasitas dan spesifikasi pasokan bahan baku monasit yang kami miliki,” tandasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *