TINS Berhasil Bukukan Laba Rp1082 Miliar atau Naik 301 Persen Dibanding Semester Kedua 2021

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta,ruangenergi.com-PT TIMAH Tbk (“Perseroan”; IDX: TINS) hari ini mengumumkan Laporan Keuangan yang berakhir pada 30 Juni 2022.

Pulihnya ekonomi global sebagai dampak dari meredanya Covid‐19 berimbas pada kinerja finansial TINS periode 6M22. Dalam periode ini, TINS berhasil membukukan laba sebesar Rp1.082 miliar atau naik 301% dibandingkan 6M21. Pertumbuhan kinerja anak perusahaan dan melesatnya harga jual logam sangat berkontribusi terhadap peningkatan kinerja Perseroan.

“Untuk menjaga pertumbuhan kinerja, TINS memacu kinerja Anak Usaha. Kontribusi Anak Usaha segmen non‐pertimahan di tahun 2022 diperkirakan meningkat menjadi 28% terhadap laba bersih konsolidasian Perseroan”, demikian disampaikan Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT TIMAH Tbk, Fina Eliani dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Kamis (01/09/2022) di Jakarta.

Kinerja Operasi

Produksi bijih timah pada 6M22 tercatat sebesar 9.901 ton atau turun 14% dibandingkan periode
yang sama tahun lalu sebesar 11.457 ton. Dari jumlah tersebut 39% atau 3.829 ton berasal dari
penambangan darat, sedangkan sisanya 61% atau 6.072 ton berasal dari penambangan laut.
Produksi logam timah 6M22 turun sebesar 26% menjadi 8.805 Mton dari periode 6M21 sebesar
11.915 Mton.

Adapun penjualan logam timah tercatat sebesar 9.942 Mton atau turun sebesar 21%
dibandingkan periode 6M21 sebesar 12.523 Mton. Harga jual rerata logam timah pada 6M22
sebesar USD41.110 per Mton atau naik signifikan 48% dibandingkan 6M21 sebesar USD 27.858
per Mton.

Kinerja Keuangan

Pada 6M22 Perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp7.479 miliar atau naik 27%
jika dibandingkan periode 6M21 [6M21: Rp5.870 miliar], laba operasi naik 127% menjadi
Rp1.427 miliar [6M21: Rp630 miliar], laba bersih naik 301% menjadi Rp1.082 miliar [6M21:
Rp270 miliar].

Meningkatnya laba bersih didukung karena ‘cantiknya’ performa harga jual logam
timah selama periode 6M22, dengan rerata harga 41.110 USD/Mton. Membaiknya profitabilitas
Perseroan terlihat pula dari naiknya EBITDA sebesar 82% menjadi Rp1,9 triliun [6M21: Rp1
triliun].

Posisi nilai aset Perseroan pada Q2‐2022 sebesar Rp14,4 triliun atau turun 2% dibandingkan akhir
tahun 2021 sebesar Rp14,7 triliun. Posisi liabilitas sebesar Rp7,3 triliun atau turun 13% dibandingkan posisi akhir tahun sebesar Rp8,4 triliun, sedangkan posisi ekuitas naik 12% menjadi
Rp7,1 triliun dibandingkan posisi akhir tahun sebesar Rp6,3 triliun.
Posisi kas dan setara kas Perseroan naik 51% menjadi Rp1,9 triliun dari periode yang sama tahun
sebelumnya Rp1,3 triliun. Pinjaman bank dan utang obligasi pada 6M22 turun signifikan menjadi Rp3,6 triliun dari sebelumnya Rp5,1 triliun.

Indikasi baiknya performa finansial Perseroan terlihat dari beberapa rasio seperti Quick Ratio sebesar 43%, Current Ratio sebesar 157%, Gross Profit Margin sebesar 26%, Net Profit Margin
sebesar 14%, Debt to Asset Ratio sebesar 25%, dan Debt to Equity Ratio sebesar 52%.