TIS Energy Resmi Akuisisi Blok Sebuku dari Mubadala, Siap Genjot Produksi dan Kembangkan Potensi Migas Indonesia Timur

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com – TIS Energy Group resmi mengumumkan penyelesaian akuisisi strategis atas Blok Sebuku dari Mubadala Energy.

Transaksi yang dilakukan di Singapura ini menandai langkah besar TIS dalam memperluas portofolio bisnis hulu migas di Indonesia. Dengan akuisisi ini, TIS Energy kini menjadi operator utama Blok Sebuku, sebuah wilayah kerja gas lepas pantai yang memiliki infrastruktur produksi matang dan potensi optimalisasi besar ke depan.

Blok Sebuku dikenal dengan Lapangan Ruby, yang telah memproduksi gas dan kondensat sejak 2013. Sebelumnya, blok ini dioperasikan oleh Mubadala Energy dengan kepemilikan saham 63%, bersama TotalEnergies (13,5%), Inpex (13,5%), dan PT Dangsanak Buana Sebuku (10% – Participating Interest untuk daerah).

Kini, melalui pembelian entitas operator dari Mubadala, TIS mengambil alih kendali penuh atas pengelolaan operasional, namun tetap mempertahankan kolaborasi teknis dan strategis dengan mitra eksisting dan pemerintah daerah.

Infrastruktur Kelas Dunia dan Potensi Besar

Di jantung Blok Sebuku terdapat aset strategis: pipa bawah laut sepanjang 312 kilometer yang menghubungkan Lapangan Ruby langsung ke Senipah, Kalimantan Timur – pintu gerbang menuju fasilitas LNG Bontang dan pusat pengolahan darat lainnya. Infrastruktur ini menjadi fondasi pendekatan Infrastructure-Led Exploration (ILX), membuka peluang pengembangan cadangan baru di sekitar wilayah tersebut secara efisien dan ekonomis.

 

“Kami melihat Blok Sebuku bukan hanya sebagai aset produksi, tetapi sebagai gerbang pengembangan hidrokarbon masa depan di kawasan Timur Indonesia. Infrastruktur yang tersedia sudah bertaraf internasional, dan tugas kami adalah mengoptimalkan potensi itu,” ujar Colin Soh, Deputy Managing Director TIS Energy Group.

Fokus pada Optimalisasi dan Dampak Sosial

TIS Energy akan segera memulai evaluasi teknis untuk meningkatkan efisiensi produksi, termasuk rencana workover sumur, serta pengeboran baru. Selain itu, perusahaan juga menegaskan komitmennya terhadap pengembangan masyarakat dan peningkatan kapasitas tenaga kerja lokal.

“Langkah akuisisi ini bukan sekadar untuk menaikkan produksi. Ini adalah wujud kepercayaan kami pada potensi Indonesia, sekaligus tekad kami menciptakan nilai berkelanjutan—mendukung transisi energi dan memberikan manfaat sosial-ekonomi nyata bagi masyarakat,” tambah Colin.

TIS juga akan melanjutkan skema Participating Interest (PI) sesuai regulasi SKK Migas, termasuk kontribusi langsung kepada pemerintah daerah.

Kepercayaan Terhadap Masa Depan Migas Indonesia

Melalui akuisisi ini, TIS menunjukkan keyakinannya terhadap iklim investasi migas Indonesia. Perusahaan memandang gas sebagai energi bersih yang dapat diandalkan dan berperan penting dalam transisi energi nasional.

Sementara itu, Mubadala Energy menegaskan bahwa divestasi ini bukan langkah keluar dari Indonesia. Sebaliknya, ini adalah bagian dari fokus baru perusahaan untuk mempercepat eksplorasi dan pembangunan wilayah prospektif Andaman, yang juga berada di Indonesia.