Julius Wiratno

Transformasi Hulu Migas di Tengah Pandemi Covid-19

Jakarta, Ruangenergi.com – Pandemi Covid-19 yang telah melanda lebih dari 1 tahun memberikan dampak yang cukup signifikan bagi seluruh sektor, tak terkecuali sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) industri pengeboran.

“Situasi perekonomian global yang menurun akibat Pandemi Covid-19 yang memicu lockdown di berbagai negara. Namun kita harus tetap yakin dan optimis bahwa didalam kesulitan pasti terdapat kemudahan, disetiap tantangan pasti disitu ada peluang, dalam hal ini juga sudah terlihat dan dapat dirasakan,” ungkap Deputi Operasi SKK Migas, Julius Wiratno, dalam Musta APMI XI secara virtual, (15/07).

Di mana, Musta tersebut mengusung tema “Soliditas anggota APMI mendukung programkerja Migas dan Panas Bumi pemerintah.

Julius kembali mengatakan, kebutuhan energi Indonesia setiap tahun terus meningkat seiring dengan meningkatnya kegiatan dan pertumbuhan ekonomi.

Potensi hulu migas Indonesia yang masih menanti, perkembangan teknologi, program pemerintah untuk menggenjot investasi dan reformasi investasi untuk menciptakan hulu migas yang semakin baik. Maka potensi hulu migas harus dapat dikelola dengan sebaik-baiknya.

“Melihat potensi dan peluang yang ada, di tengah terus menurunnya produksi migas selama beberapa tahun terakhir ini, SKK Migas telah mencanangkan transformasi hulu migas di Indonesia agar mampu memberikan kontribusi yang lebih baik bagi negara,” imbuhnya.

Transformasi dalam meningkatkan kapabilitas organisasi dan sumberdaya manusia, mutlak dilakukan dalam rangka peningkatan produksi migas nasional secara signifikan agar kontribusi hulu migas dan pembangunan nasional dapat ditingkatkan.

Julius Wiratno

Adapun transformasi sektor hulu migas yang telah dicanangkan oleh SKK Migas terdapat beberapa langkah, di antaranya : Clear Vision (menggenjot produksi 1 juta barel oil per hari di 2030); Organizatio As Center Of Excellent (penataan organisasi dan SDM lebih baik); One Door Service Policy (berperan aktif dalam setiap pengurusan izin); Commercialization (mengakselerasi komersialisasi potensi yang ada); serta Digitalization (mewujudkan integrated operation center).

“Visi bersama produksi migas nasional mencapai 1 juta BOPD dan 12 BSCFD di 2030 ini menjadi visi bersama harus kita kejar juga. Guna mencapai visi tersebut SKK Migas telah menetapkan empat strategi pencapaian yakni yang pertama Optimalisasi Produksi Lapangan Eksisting; Transformasi Sumberdaya Kontijen ke Produksi; Mempercepat Chemical Enhanced Oil Recovery (EOR); dan Eksplorasi u tuk Penemuan Besar,” imbuhnya.

Menurutnya, Pandemi Covid-19 juga memberikan dampak yang signifikan terhadap kegiatan operasi dan produksi hulu migas, khususnya kegiatan pemboran sebagai salah satu tulang punggung menambah reserve, mempertahankan dan meningkatkan produksi. Pembatasan mobilisasi untuk memutus penyebaran Covid-19 yang dilaksanakan tentunya juga memberikan batasan gerakan terhadap kegiatan hulu migas dan ini terjadi dilapangan.

“Realisasi lifting minyak Juni 2021 baru mencapai 655.000 barel oil per day, sedangkan rata-rata lifting minyak semester I 2021 mencapai 667.000 barel oil per day atau baru sekitar 95% dari target APBN yakni sebesar 705.000 barel oil per day,” paparnya.

Sementara, realisasi lifting gas Juni 2021 mencapai 5.711 mmscfd, angka tersebut diatas target lifting APBN. Namun rata-rata semester I 2021 baru mencapai 5430 mmscfd atau baru sekitar 96% dari target APBN sekitar 5638 mmscfd.

Ia mengatakan, yang menarik saat ini realisasi kegiatan pemboran eksplorasi pada Minggu ke-2 bulan Juli 2021 baru mencapai 13 sumur dari 47 sumur eksplorasi yang direncanakan.

Begitupun dengan pemboran eksploitasi, hingga Minggu ke-2 bulan Juli 2021 baru diselesaikan sebanyak 195 sumur dari 616 sumur yang direncanakan.

Ia mengungkapkan, permasalahan ketersediaan Rig yang sesuai, lokasi dan perizinan sumur pemboran juga menjadi PR tersendiri.

Menurutnya, kegiatan pemboran pengembangan adalah kegiatan utama didalam kegiatan hulu migas untuk dapat menjaga serta meningkatkan produksi pada level yang telah ditargetkan.

“Saya selalu mengatakan, dunia migas identik dengan pemboran, saya mencanangkan setiap tahun yang saya genjot adalah pemboran. Karena tanpa pemboran mustahil kita mencapai target lifting tersebut,” paparnya.

Pemboran sumur pengembangan terus meningkat setiap tahunnya, tahun 2021 dicanangkan sebanyak 616 sumur dan tahun 2022 lebih dari 700 sumur dan kedepan dan seterusnya angkanya akan naik, ini sejalan dengan Clear Vision yang di canangkan oleh SKK Migas. Akan tetapi semuanya dapat terlaksana apabila seluruh pemangku kepentingan termasuk APMI mendukung dalam upaya pencapaian tersebut.

Dia meyakini APMI mendukung sepenuhnya target-target ini. Akan tetapi dirinya sudah tidak sabar ingin bertemu secara langsung tatap muka untuk berdiskusi dari hati ke hati, namun situasi yang tengah Pandemi Covid-19 menjadi penghalang untuk berjumpa.

Realisasi initial produksi minyak hasil pemboran tahun 2021 sebesar 29.8 ribu MBOPD, ini diatas perkiraan yang sebesar 22.6 ribu MBOPD. Demikian initial produksi gas hasil pemboran mencapai 710 MMScfd, diatas perkiraan sebesar 664 MMScfd. Sementara status dan jumlah sumur sekitar 183 yang telah Tajak dan sebanyak 149 sumur telah Onstream.

Untuk di Blok Rokan sendiri realisasi initial produksi sumur HO dan status mencapai 56 sumur Tajak dan 46 sumur telah Onstream. Kemudian untuk status dan jumlah sumur SLO sebanyak 16 sumur Tajak dan 14 sumur Onstream. Lalu realisasi produksi initial minyak mencapai 7.4 MBOPD dari rencana sebesar 4.8 MBOPD.

“Saya punya keinginan selesai nanti WP&B program tahun 2021 kiranya segera antara APMI dan kami (SKK Migas) bertatap muka untuk memetakan bersama program kerja yang akan dikerjakan. Lebih detail kita maping bersama dimana dan bagaimananya, itu nanti supaya lebih transparan,” imbuhnya.

“Kami juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh anggota APMI atas hubungan kontribusi selama ini yang pada kegiatan hulu migas di Indonesia. Selamat atas terselenggaranya Musta APMI yang ke-11 ini  dan kiranya dapat berjalan dengan baik sesuai dengan rencana dan dapat memberikan sumbangsihnya kepada kegiatan hulu migas dalam rangka mendukung visi 1 juta BOPD dan 12 BSCFD di 2030,” tandasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *