“Berdasarkan BP Outlook 2021, Reserves to Production Gas Indonesia dua kali lebih besar dibandingkan minyak bumi. Potensi gas tersebut bisa jadi momentum untuk mendukung transisi energi”
Jakarta,ruangenergi – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) terus berupaya mengejar pencapaian produksi minyak 1 juta barel per hari dan produksi gas sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada tahun 2030.
Di acara Temu Media Nasional bertajuk “ Masa Depan Industri Hulu Migas”, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto memberikan pujian terkait dengan langkah Medco Energi dalam inovasi bisnisnya, yaitu melakukan transformasi dari minyak ke gas bumi.
“Medco telah mengambil langkah tepat untuk pengembangan gas di masa yang akan datang ,” kata Dwi Soetjipto
Dwi menambahkan , langkah Medco ini bisa ditiru oleh industri migas dan perusahaan energi lainnya, karena potensi sumber daya hidrokarbon Indonesia ke depannya akan lebih banyak berasal dari gas bumi
“Lebih dari 50% penemuan sumur eksplorasi dalam satu dekade terakhir berupa gas bumi. Kemudian dari sisi pengembangan, rata-rata 70% Plan of Development merupakan pengembangan lapangan gas. Dan berdasarkan BP Outlook 2021, Reserves to Production Gas Indonesia dua kali lebih besar dibandingkan minyak bumi. Potensi gas tersebut bisa jadi momentum untuk mendukung transisi energi”, tutup Dwi
Menjawab tantangan pemerintah , PT Medco Energi Internasional Tbk dalam dua tahun terakhir terus melakukan usaha dalam kegiatan usaha hulu migasnya, baik eksplorasi maupun eksploitasi.
“Alhamdulillah, telah membuahkan hasil berupa empat project onstream di tahun depan dan tahun berikutnya,”ungkap Hilmi Panigoro, Direktur Utama PT Medco Energi Internasional Tbk, dalam temu media nasional , di Jakarta, Rabu (10/11/21).
Hilmi menjelaskan , ada empat proyek Medco yang didominasi gas bumi akan mulai berproduksi sepanjang tahun 2022 dan 2023 mendatang. Proyek pertama adalah Gas Hiu Field yang ditargetkan gasnya mulai mengalir pada kuartal kedua 2022.
“Proyek Gas Hiu diharapkan akan mencapai produksi gas baru sebanyak 43 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) mulai kuartal ke dua tahun depan,” jelas Hilmi.
Selanjutnya, ada Proyek Belida Extension yang diperkirakan akan memproduksi gas 34 MMSCFD mulai kuartal keempat tahun 2022. Masih ada lagi tambahan produksi gas sebanyak 54 MMSCFD dari Lapangan Bronang Field mulai kuartal keempat tahun 2023.
Terakhir ada sumbangan produksi minyak sekitar 10.000 barel per hari (barrel oil per day/bopd) dari Lapangan Forel mulai kuartal keempat tahun 2023. Hilmi menuturkan bahwa Lapangan Forel berhasil diolah Medco bersama SKK Migas, dan Kementerian ESDM, sehingga dapat menghasilkan tambahan minyak. Ini tentu sangat menggembirakan, karena dapat memberikan nilai lebih dari sisi keekonomian.
“Medco berhasil melakukan breakthrough di dalam memperbaiki compact terms, sehingga lapangan seperti Forel bisa meningkat produksi minyak-nya ,” ujarnya
Terkait dengan capaian migas, sampai paruh pertama tahun 2021 Medco menorehkan produksi sebanyak 94.000 barel setara minyak per hari (barrel oil equivalent per day/boepd). Dengan porsi gas mendominasi sekitar 58.000 boepd dan minyak bumi sebesar 36.000 bopd.
Capaian tersebut masih berada dalam jalur panduan 2021 yang memasang produksi migas sekitar 95.000 boepd. Dengan rincian, , produksi gas ditargetkan mencapai 57.000 boepd, dan produksi minyak sekitar 38.000 bopd. Kapasitas produksi migas Medco sendiri jika dioptimalkan bisa mencapai 110.000 boepd.
Dari sisi cadangan dan sumber daya, berdasarkan data Medco per 30 Juni 2021, total cadangan dan sumber daya migas Medco sebanyak 1.233 juta barel setara minyak (MMBOE). Dengan rincian sumber daya kontingensi yang masih perlu dibuktikan (2C) sebanyak 944 MMBOE, dan cadangan terbukti (2P) sekitar 289 MMBOE.
Medco Energi terus berusaha mencari sumber migas baru untuk menambah portofolio bisnis perusahaan. Selain itu, hal ini dilakukan untuk dapat mendukung target produksi migas pemerintah, yaitu produksi minyak satu juta barel per hari dan produksi gas sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada tahun 2030.