Tutuka Ariadji: Lapangan ABG Pompa Migas Dijaga dan Jangan Sampai Muncul Air

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta,ruangenergi.comDirektur Jenderal Minyak dan Gas (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Tutuka Ariadji mengingatkan kepada Perwira Pertamina di Lapangan ABG (Akasia Bagus) yang merupakan bagian dari Asset 3 Pertamina EP memperhatikan pompa migas agar beroperasi dengan baik.

Pompa migasnya jangan sampai rusak, listrik harus lancar dan suplai gas tidak boleh kurang. Kalau pompa terganggu, proses lain akan terganggu

“Hal yang perlu menjadi perhatian di Lapangan ABG adalah pompa migasnya jangan sampai rusak, listrik harus lancar dan suplai gas tidak boleh kurang. Kalau pompa terganggu, proses lain akan terganggu,” kata Tutuka dalam rangkaian Management Walktrough (MWT) ke Lapangan Akasia Bagus (ABG) yang merupakan bagian dari Asset 3 Pertamina EP (Zona 7) di Cirebon, Jawa Barat, Senin (16/1).

Dalam MWT ini,Tutuka didampingi Koordinator Pengawasan Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi Prima K Panggabean dan Koordinator Pengawasan Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi Ayub Asyifudin. Sementara mewakili PT Pertamina adalah Direktur Utama PT Pertamina EP (PEP) Wisnu Hindadari dan GM Pertamina EP (PEP) Asset 3 Afwan Daroni.

Tidak hanya pompa air saja, Tutuka juga meminta agar dilakukan penanganan terhadap munculnya air dalam kegiatan eksploitasi.

“Sekarang memang tidak ada air, tapi nanti tiba-tiba muncul dan itu hanya diketahui oleh orang-orang subsurface. Tidak ada yang tahu kapan munculnya air karena posisinya di bawah. Makin tinggi produksinya, makin cepat juga air keluarnya. Ini perlu ditangani oleh manajemen reservoar,” tutur Tutuka.

Berdasarkan data cadangan migas per 1 Januari 2022, Lapangan ABG ini merupakan lapangan dengan cadangan terbukti (P1) minyak bumi dan kondensat terbesar dari Pertamina EP Asset 3 (Zona 7) yaitu mencapai 24,3 MMSTB.

Target utama reservoir/lapisan di lapangan ABG berupa platform reef dari middle cibulakan (BRF) dengan driving mechanism berupa gas cap dan strong water drive, di mana dengan EUR (economic limit di tahun 2080) mencapai RF 20% melalui program infill drilling (49 sumur) dan manajemen operasi produksi yang menghindari adanya gas/water coning.

Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan profesional merupakan salah satu aspek penting dalam pengembangan industri minyak dan gas bumi yang berbiaya tinggi dan beresiko besar. SDM dalam industri migas, terutama yang bertugas di lapangan, hendaknya fokus bekerja sehingga memiliki penguasaan yang tinggi terhadap bidang yang menjadi tanggung jawabnya.

“Saya minta agar masing-masing pekerja tetap fokus, mengetahui betul apa yang menjadi area tanggung jawabnya. Mulai dari laju air, temperatur dan sebagainya. Jangan sampai ketika ditanya, malahan bingung. Itu menunjukkan kita kurang fokus dalam bekerja,” ungkap  Tutuka Ariadji dalam arahannya

Tutuka menuturkan, terkadang pekerja terjebak dalam kegiatan rutin sehari-hari sehingga menganggapnya bukan hal yang penting. Padahal sebaliknya, kelengahan atas perubahan dalam kegiatan rutin dapat berakibat fatal, antara lain turunnya produksi migas.

“Kita harus betul-betul tahu, day by day, apa yang harus didalami. Harus memahami masing-masing sumur behaviour-nya seperti apa, sehingga ketika terjadi perubahan atau perbedaan dalam kegiatan operasi migas, dapat langsung diketahui. Dan orang yang mengetahui perubahan itu hanya orang berada di lapangan, bukan pimpinan yang di Jakarta (pusat),” paparnya.

Untuk itulah, perlu ditumbuhkan motivasi bekerja yang mendorong para pekerja melakukan tugasnya semaksimal mungkin.

“Saya mendorong agar kita semua dapat bekerja lebih baik di tahun 2023 ini. Terima kasih atas upayanya hingga saat ini. Kami dari Ditjen Migas berupaya menjadi partner yang kondusif, serta solutif,” kata Tutuka.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji melakukan Management Walkthrough (MWT) ke Pertamina EP Asset 3 di Cirebon, Jawa Barat, Senin (16/1). Kegiatan ini merupakan salah satu upaya Pemerintah mendorong produksi migas nasional dengan cara mengetahui secara terperinci kondisi lapangan-lapangan migas, kendala yang dihadapi, serta mencari solusi untuk jangka pendek dan jangka panjang.