Jakarta, ruangenergi.com- Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Ditjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) Tutuka Ariadji menyatakan fasilitas-fasilitas operasi produksi di lapangan migas yang dikelola oleh kontraktor kontrak kerjasama (K3S) migas, sudah uzur alias tua.
Jika fasilitas operasi produksi itu bergegas diganti, maka Tutuka yakin kenaikan produksi bisa dilakukan dengan cepat.
“Memang pertama itu lapangan kita sudah tua menurun tekanannya dan cadangannya pertama itu, dan kedua adalah fasilitas fasilitas yang udah tua itu yang perlu diganti dulu sekarang ini. Sebagai contoh di OSES, itu penggantian pipa di ONWJ juga akan diganti seperti itu. Kalau itu udah bisa terjadi (pergantian fasilitas tua) maka nanti kenaikan produksi bisa dilakukan dengan teknologi-teknologi yang lebih maju.Masalahnya masih di situ jadi kita perbaiki dulu fasilitas-fasilitasnya,”kata Tutuka kepada wartawan, Rabu (03/01/2024), di Jakarta.
Dalam catatan ruangenergi.com, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengonfirmasi peremajaan pipa milik PT Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) telah rampung akhir tahun 2023.
Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf berharap peremajaan fasilitas instalasi migas pada Blok OSES itu dapat mengurangi potensi kehilangan produksi minyak nasional beberapa tahun terakhir.
Adapun, penghentian operasional atau unplanned shutdown akibat kebocoran pipa PHE OSES berdampak pada turunnya produksi minyak mentah dari portofolio perusahaan migas pelat merah itu. Hitung-hitungan SKK Migas, unplanned shutdown dari kegiatan operasi mengurangi produksi minyak nasional sekitar 20.000 barel per hari (bph).
“Kalau di OSES sudah selesai peremajaan jadi yang dulu dibangun 40 tahun lalu sekarang sudah mulai menggunakan pipa baru, mudah-mudahan tidak ada isu mengenai unplanned shutdown lagi,” kata Nanang kepada awak media di Jakarta, Kamis (23/11/2023).