Uhui! Berkat Cluster Drilling PHR Sukses Percepat Proses Bor di Lapangan Petani

Rumbai, Riau, ruangenergi.com– Kabar gembira datang dari PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), Selasa (08/10/2024), yang mengklaim sukses melakukan metode pemboran satu tapak banyak sumur (cluster drilling).

Berkat cluster drilling tersebut, PHR berhasil mempercepat proses pemboran dan memangkas waktu serta biaya pengadaan dan konstruksi tapak sumur di Lapangan Petani, dengan efisiensi hingga Rp 248 miliar pada tahun 2024.

Pemboran serta konstruksi produksi satu sumur biasanya dilakukan di atas satu tapak (wellpad). Proses pengadaan tapak dimulai dengan pembebasan lahan, stabilisasi tapak melalui pemadatan, penyediaan jalan operasi, jaringan listrik, hingga pembangunan pipa-pipa penyalur ke jaringan distribusi utama.

Melalui inovasi cluster drilling, pemboran beberapa sumur produksi dilakukan di atas satu tapak dengan metode directional drilling.

Melalui penerapan cluster drilling, PHR menargetkan 50 sumur untuk diselesaikan pada tahun 2024 di Lapangan Petani. Jumlah ini meningkat pesat dari rata-rata pemboran sejak alih kelola WK Rokan ke PHR pada tahun 2021–2022.

“Sejak Pertamina Hulu Rokan (PHR) mengambil alih pengelolaan lapangan-lapangan minyak di Wilayah Kerja (WK) Rokan pada 2021, Lapangan Petani menjadi salah satu lapangan primadona dengan produksi minyak terbesar di WK Rokan. Inovasi seperti ini perlu dilakukan untuk mencapai target eksekusi pemboran yang terus meningkat di WK Rokan,” kata Andre Wijanarko, EVP Upstream Business PHR dalam siaran pers yang diterima ruangenergi.com.

Andre bercerita, bahwa metode ini juga secara signifikan mengurangi pergerakan zig-zag rig dari satu tapak sumur ke tapak lain, yang tentunya mengurangi potensi insiden. Inisiatif ini bahkan dapat memangkas setidaknya 15% biaya pemboran, mulai dari pembebasan lahan, penyediaan tanah timbun, hingga potensi masalah sosial.

Tim Asset Development (AD) North, yang bertanggung jawab atas inisiatif tersebut, mengungkapkan bahwa cluster drilling terinspirasi dari metode pemboran lepas pantai (offshore), di mana beberapa sumur diakomodasi di satu platform.

Lalu, bagaimana PHR menetapkan titik sumur serta arah pemboran masing-masing sumur? Tim AD North menjelaskan bahwa mereka menggunakan transformasi digital dan otomatisasi yang disebut SMART-CDSL (Cluster Drilling Selective Location). Penetapan titik sumur dan arah pemboran dilakukan melalui evaluasi dan integrasi antara lokasi target reservoir, lokasi tapak AMDAL yang tersedia pada area wellpad baru, hingga evaluasi potensi kolisi dengan sumur eksisting. Seluruh data dikalkulasi dengan bantuan Artificial Intelligence, sehingga cycle time dari persiapan hingga eksekusi pemboran dapat dipercepat secara signifikan.

Kepala Perwakilan SKK Migas Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) Rikky Rahmat Firdaus mengapresiasi inovasi anak muda di PHR.

“Kami sangat mengapresiasi inovasi orang-orang muda PHR dalam menghadapi tantangan operasi. Banyak inisiatif yang tidak hanya mampu menghemat biaya operasi dan mempercepat proses tanpa mengorbankan keselamatan, tetapi juga meningkatkan produksi,” ujar Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumbagut, Rikky Rahmat Firdaus.

Penerapan metode dan strategi cluster drilling juga mulai diterapkan di Lapangan Hiu, Gulamo, dan Obor untuk kegiatan pemboran tahun 2025. Hal ini membuktikan bahwa inovasi ini dapat diterapkan pada kampanye pemboran masif lapangan-lapangan onshore, seperti pengembangan pattern waterflood, CEOR, dan kampanye pemboran masif lainnya, baik di WK Rokan maupun lapangan migas lainnya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *