Jakarta, Ruangenergi.com – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berhasil melakukan uji terbang memakai bahan bakar Bioavtur J2.4 pada Pesawat CN 235-220 Flying Test Bed (FTB) buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI).
Dalam Seremonial Uji Terbang Pesawat CN235 Menggunakan Menggunakan Campuran Bahan Bakar Bioavtur 2,4%, Menteri ESDM, Arifin Tasrif, mengungkapkan bahwa, keberhasilan ini menjadi tahap awal dalam peningkatan kontribusi bioavtur di sektor transportasi udara.
Pasalnya, uji terbang telah dilakukan pada ketinggian 10.000 kaki selama 1 jam 20 menit, sesuai dengan test sequence di sekitar Pelabuhan Ratu Sukabumi pada ketinggian 10.000 kaki.
“Ini akan menjadi tahap awal dalam peningkatan kontribusi bioavtur di sektor transportasi udara. Dalam rangka meningkatkan ketahanan dan keamanan energi nasional,” kata Arifin Tasrif, (06/10).
Dia menambahkan, sebelumnya dalam Peraturan Kementerian ESDM nomor 12 tahun 2015 telah mengatur kewajiban pencampuran bahan bakar nabati dalam bahan bakar jenis avtur dengan persentase sebesar 3 persen pada tahun 2020.
Dikatakan olehnya, dalam mencapai keberhasilan ini, banyak pihak yang dilibatkan untuk mengembangkan Bioavtur ini. Salah satunya dengan Pusat Rekayasa Katalis di Institute Teknologi Bandung (ITB) dengan menggunakan bahan Refined Bleached Deodorized Palm Oil dengan katalis Merah Putih yang diciptakan oleh tim ITB.
Arifin juga berterimakasih kepada PT Pertamina khususnya Kilang Pertamina Internasional unit Cilacap yang telah berhasil mengembangkan bahan bakar Bioavtur J2.4 yang mengandung 2,4 persen minyak inti kelapa sawit dengan menggunakan katalis.
“Terima kasih tim Pertamina kilang berupaya bisa mendapatkan hasil yang kita saksikan hari ini keberhasilannya. Jadi Kilang Pertamina sudah berhasil memproduksi bioavtur dengan persentase 2,4 persen dan produknya dikenal dengan J2.4,” ujarnya.
Menurutnya, setelah melalui serangkaian uji coba, tentu keberhasilan ini menjadi sejarah baru untuk penerbangan Indonesia lantaran menggunakan bahan bakar bioavtur.
“Serangkaian uji coba teknis dilakukan pada tanggal 8 sampai 10 September dan hari ini kita telah melihat sejarah baru yaitu penerbangan perdana yang menggunakan bahan bakar nabati,” imbuhnya.
Sebagaimana diketahui pemerintah telah dilakukan uji terbang menggunakan pesawat CN 235 FPB menggunakan bahan bakar Bio avtur dengan jarak Bandung-Jakarta. Demikian, Pemerintah akan terus mengembangkan dan meningkatkan produksi bioavtur ini kedepannya.
“Tentunya, kita tidak akan berhenti dan berpuas diri di tahapan ini penelitian dan pengembangan harus dilakukan untuk nantinya dapat dihasilkan produk J100 dan penggunaan bio avtur dapat diterapkan pada seluruh maskapai di Indonesia dan juga penerbangan mancanegara,” tandasnya.