Upaya SKK Migas Antisipasi Cuaca Ekstrem Terhadap Proses Lifting Migas

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta,ruangenergi.comSatuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan pihaknya sudah mengantisipasi sedini mungkin gangguan cuaca ekstrim terhadap proses lifting migas kontraktor kontrak kerjasama migas.

Di Indonesia memang sedang mengalami kondisi cuaca ekstrim dimana hujan lebat disertai gelombang lautan yang tinggi. Hal ini bisa mengganggu proses lifting migas yang dilakukan kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) migas.

“Potensi gangguan terhadap proses lifting bisa saja ada, namun sudah disiapkan beberapa mitigasi antara lain memastikan proses sandar kapal lebih cepat serta memastikan kehandalan fasilitas dapat mengatasi adanya potensi gelombang tinggi,” kata PLT Kepala Divisi Komunikasi dan Program SKK Migas Muhammad Kemal dalam bincang santai virtual bersama ruangenergi.com,Rabu (28/12/2022) di Jakarta.

Namun, Kemal menjelaskan, kendala cuaca menyebabkan pergantian pipa di PT Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) terkendala.

“Saat ini memang sedang dilakukan perbaikan pipa di salah satu segmen pipa OSES, dimana memang pada tanggal 19 Desember dilakukan instalasi clamp dan pekerjaan masih berlangsung karena tantangan kondisi cuaca saat ini,” jelas Kemal.

Di sisi lain, suhu udara rendah (karena curah hujan tinggi dan kelembaban udara/udara dingin) bisa mengakibatkan terjadinya congeal dan mempengaruhi pengiriman crude melalui pipa.

“Suhu udara rendah memang bisa mengakibatkan terjadinya congeal dan mempengaruhi pengiriman crude, namun untuk mengatasi potensi isu tersebut sudah dilakukan beberapa mitigasi antara lain dengan wet shipment ataupun dengan melakukan injeksi chemical,” papar Kemal.

Dalam catatan ruangenergi.com,Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan kalau cuaca ekstrem akhir 2022 dan awal 2023 tidak akan separah cuaca ekstrem 2019. Salah satu penyebabnya adalah nihilnya La Nina.

Kendati demikian tetap berpesan kepada masyarakat agar selalu waspada cuaca ekstrem karena ada kesamaan antara tahun ini dengan 2019.

“Justru salah satu alasan kenapa kami gencarkan informasi dan press conference ini dikhawatirkan dapat terjadi seperti itu (cuaca ekstrem 2019). Semoga tidak,” kata Dwikorita saat konferensi pers virtual pada Selasa (27/12/2022).