Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com – Upaya peningkatan produksi minyak nasional mendapatkan angin segar. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tengah menggenjot pemanfaatan ribuan sumur minyak “masyarakat” yang sebelumnya belum tergarap maksimal, dengan melibatkan langsung Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, mengungkapkan bahwa Peraturan Menteri ESDM terbaru menjadi payung hukum bagi inisiatif ini. “Itu Permen sumur masyarakat,” jelas Djoko Siswanto, merujuk pada regulasi yang membuka peluang kerja sama ini. Djoko Siswanto menyampaikan hal tersebut, Selasa (29/07/2025), di Jakarta.
Saat ini, data mengenai potensi sumur-sumur ini telah dikantongi. “Jumlah sumurnya sudah sampai ke gubernur, ada 3 provinsi,” ujar Djoko Siswanto. Tiga provinsi yang dimaksud adalah Sumatera Selatan, Jambi, dan Jawa Tengah, dengan total lebih dari 30.000 sumur yang siap digarap.
Meskipun data UMKM dan BUMD yang akan terlibat masih menunggu usulan dari gubernur setempat, SKK Migas optimis. “Sudah dong [berproduksi], yang dilaporkan sudah berproduksi,” tegas Djoko Siswanto terkait target produksi. Ia menargetkan peningkatan signifikan dapat terlihat pada bulan Agustus.
Pertamina menjadi mitra utama dalam proyek ambisius ini. “Udah, semua-semua sudah mendukung Pertamina,” kata Djoko Siswanto, memastikan komitmen penuh dari jajaran Pertamina dan subholding-nya. Bahkan, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) lain diharapkan dapat mengadopsi model kerja sama yang sama. “K3S lain tinggal copy paste aja, begitu udah jalan tinggal copy paste,” imbuhnya.
Dari puluhan ribu sumur yang terinventarisasi, semuanya dinilai berpotensi untuk dikerjasamakan. “Udah bisa itu, bahkan bisa nambah,” ungkap Djoko Siswanto. Ia mencontohkan hasil kunjungan ke Blora, di mana satu sumur bisa menghasilkan 3 barel, bahkan ada yang mencapai 25 barel.
Dengan estimasi konservatif minimal 1 barel per sumur dari 30.000 lebih sumur di tiga provinsi tersebut, produksi bisa mencapai lebih dari 30.000 barel per hari. “Kalau saya potensi, potensi loh, bisa 100.000,” ujar Djoko Siswanto optimis, menegaskan bahwa potensi penambahan produksi ini bisa sangat besar, bahkan melampaui produksi lapangan besar lainnya.
Inisiatif ini tidak hanya bertujuan mendongkrak produksi migas nasional untuk mencapai swasembada energi, tetapi juga memberdayakan ekonomi lokal melalui partisipasi aktif UMKM dan BUMD.