Wah Ternyata! Natuna D-Alpha Menarik Secara Volume, CO₂ Tinggi Jadi Tantangan

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com– Lapangan gas Natuna D-Alpha kembali mencuri perhatian dalam diskusi sektor hulu migas nasional. Dengan eksposur cadangan yang besar, potensi volume gas dari blok ini dinilai sangat menjanjikan. Namun, tantangan tetap ada, terutama terkait kandungan karbon dioksida (CO₂) yang tinggi.

“Natuna D-Alpha menarik secara volume, eksposurnya lebih besar dibanding struktur lain di sekitarnya,” ujar seorang sumber industri migas. Meski demikian, ia mengakui bahwa beberapa struktur di area tersebut memiliki kandungan CO₂ yang signifikan.

“Terdapat struktur dengan kandungan CO₂ mencapai 40 persen, bahkan ada yang sampai 70 persen,” jelasnya. Meski demikian, hal itu tidak menimbulkan persaingan antar pihak karena struktur-struktur tersebut terletak berdampingan dan memiliki karakteristik berbeda. “Maksudnya, ini bukan rebutan, karena masing-masing punya kompleksitas dan potensi yang berbeda,” tambahnya.

Terkait proses penawaran atau alokasi wilayah kerja, sumber tersebut juga menyinggung mekanisme right to match yang memungkinkan pihak tertentu untuk menyamai tawaran dari penawar lain sebagai bentuk perlindungan hak partisipasi sebelumnya.

Blok Natuna D-Alpha sendiri sudah lama dikenal sebagai salah satu cadangan gas terbesar di Asia Tenggara, namun belum sepenuhnya dikembangkan karena tantangan teknologi dan keekonomian, termasuk kandungan CO₂ yang tinggi yang membutuhkan teknologi pemrosesan khusus dan investasi besar.

Pemerintah dan para pemangku kepentingan di sektor energi kini tengah mempertimbangkan berbagai pendekatan untuk mendorong pengembangan blok ini, seiring meningkatnya kebutuhan energi bersih dan transisi energi nasional.