Wait and See! Shell Tertarik Farm In di Migas Indonesia Tanpa Jadi Operator

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com – Raksasa energi dunia Shell Plc dikabarkan tengah melirik peluang masuk kembali ke bisnis hulu migas Indonesia. Namun, berbeda dengan strategi agresif sejumlah perusahaan internasional lain, Shell disebut lebih memilih bermain aman dengan posisi sebagai non-operator.

Mengutip pernyataan sumber kepada ruangenergi.com, Shell berminat melakukan farm in di blok migas yang dilelang pemerintah, tetapi hanya sebagai pemegang participating interest (PI) tanpa terlibat langsung mengelola operasional lapangan.

“Shell belum mau jadi operator, mirip dengan sikap Total. Mereka lebih memilih wait and see dulu sebelum benar-benar terjun langsung,” ungkap sumber tersebut.

Langkah ini menandakan Shell tetap memandang potensi migas Indonesia menarik, meski memilih jalur investasi yang lebih konservatif. Sebelumnya, Shell sempat menarik diri dari proyek LNG Abadi Masela di Maluku, yang kemudian diambil alih Pertamina bersama mitra barunya.

Keputusan Shell untuk tidak buru-buru menjadi operator bisa dibaca sebagai strategi mengurangi risiko, sembari memantau perkembangan regulasi, keekonomian proyek, dan arah transisi energi nasional.

“Dengan menjadi non-operator, Shell bisa tetap ikut menikmati potensi migas Indonesia tanpa terbebani langsung oleh tantangan teknis maupun komersial,” tambah sumber tersebut.

Belum diketahui blok mana yang secara spesifik sedang diincar Shell. Namun, kabar ini kian menambah dinamika peta investasi migas Indonesia yang sedang giat membuka peluang bagi investor global melalui lelang wilayah kerja migas.

Jika benar terealisasi, kembalinya Shell—meski hanya sebagai pemegang saham—akan menjadi sinyal positif bagi iklim investasi migas Indonesia.