Exxon mobil

Wow! ExxonMobil Sudah Terapkan CCS dan CCUS di Indonesia dan Amrik, plus Eropa

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Nusa Dua,Bali,ruangenergi.com-Menarik sekali pernyataan SVP Business Development Exxonmobil Indonesia Egon van der Hoeven yang mengatakan teknologi penangkapan karbon atau Carbon Capture, and Storage (CCS) dan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) bukan hal baru bagi perusahaan tempat dia bekerja.

Exxonmobil Indonesia sudah menerapkannya beberapa tahun lalu di Indonesia dan sejumlah negara seperti Eropa dan Amerika.

“CCS di industri migas bukanlah hal baru, kami sudah melakukan hal ini di Banyu Urip sejak pertama kali didirikan. Yang baru adalah model bisnisnya,” kata Egon dalam PANEL SESSION 4: Carbon Solution to Achieve Sustainable Oil and Gas Operation di The 4th International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (ICIUOG) 2023, Kamis (21/09/2023), di Nusa Dua, Bali.

Egon melanjutkan,saat ini Exxonmobil fokus pada CCS Hub Sunda-Asri, yang merupakan saline aquifer. Studi yang dilakukan memiliki potensi 3 gigatons of CO2.

Posisi Sunda-Asri sangat baik karena dikelilingi oleh pusat emisi yang berada di Sumatra Selatan dan Cilegon (banten). Sehingga, Sunda-Asri dapat mendukung dekarbonisasi pada industri-industri tersebut.

Dulu,lanjutnya, industri migas yang menyimpan karbon sendiri dari aktivitas produksi migas. Tapi model bisnis baru saat ini adalah proses menangkap karbon yang dihasilkan dari carbon-intensive industry, di luar aktivitas hulu migas.

Artinya, bukan hanya sektor migas yang menerapkan teknologi ini, tapi juga industri energi lain seperti aktivitas pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan industri lain yang memiliki gas buang dalam aktivitas operasionalnya.

Melihat besarnya komitmen pemerintah terhadap penerapan teknologi CCS/CCUS, Egon yakin Indonesia memiliki posisi yang baik untuk melakukan hal ini karena Indonesia memiliki keterampilan yang diperlukan seperti para insinyur yang kompetitif, industri minyak dan gas yang matang dan maju.

“Indonesia harus melihat bagaimana potensi CCS dapat segera mungkin direalisasikan dalam rangka dekarbonisasi sektor energi dan industri,” ujarnya.

Sejauh ini, sejumlah negara uang sudah mengembangkan CCS/CCUS, selain Indonesia negara di kawasan Asia yang sudah turut mengembangkan di antaranya Singapura, Jepang, dan Korea Selatan.

Untuk mendukung pengembangan CCS/CCUS Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor No 2 tahun 2023 mengenai penyimpanan karbon yang telah mengatur kegiatan penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon. Melalui ketentuan ini diharapkan dapat menurunkan emisi rumah kaca dan membuka jalan untuk masa depan yang lebih hijau.

Dalam pemberitaan ruangenergi.com, ExxonMobil dikabarkan akan memindahkan pabrik petrokimia ke Indonesia.

Lokasi yang diincar adalah di sekitar Banten, maupun Lampung untuk membangun fasilitas pabrik petrokimia di Indonesia.

Exxon siapkan dana US$10 miliar untuk membangun komplek petrokimia. Selain melakukan pengolahan minyak bumi, ExxonMobil juga memproduksi, mengangkut, berdagang, dan menjual produk-produk petrokimia seperti olefin, aromatik, plastik polietilena dan polipropilena, serta berbagai produk khusus lainnya.

“Petinggi ExxonMobil sedang mempelajari kemungkinkan pindahkan (mendirikan) pabrik petrokimia di Indonesia.Petrokimia ini nantinya produknya sudah green dimana CO2 yang dihasilkan diinjeksikan ke sumur migas,” kata salah satu petinggi institusi migas dalam bincang santai bersama ruangenergi.com, Selasa (19/09/2023) di Nusa Dua Bali.

Exxon,lanjutnya, sedang dekati Pertamina untuk bisa memanfaatkan cekungan Sunda dan Asri