Jakarta, ruangenergi.com- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan faktor yang menakutkan dari sisi operasi produksi hulu migas adalah banjir, kekurangan sumber daya manusia, kekurangan rig untuk pengeboran dirasakan bisa mengganggu aktivitas kerja hulu migas.
Di dalam kalendar Deputi Ekspolitasi SKK Migas Wahju Wibowo tidak ada parameter untuk menghentikan pekerjaan operasi produksi dikarenakan pemilihan umum (Pemilu)
“Mau Pemilu, mau kagak ya jalan terus (kegiatan operasi produksi hulu migas). Saya terus terang sampai saat ini belum pernah merasa ada terganggu akibat adanya Pemilu. Justru banjir itu mengganggu saya. Justru kekurangan rig, kekurangan orang itu mengganggu saya. Jadi faktor Pemilu saat ini saya tidak mempertimbangkan itu dan sampai saat ini saya belum terasa dampak yang ada (untuk kegiatan operasi produksi hulu migas),” kata Deputi Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo dalam Konferensi Pers Awal Tahun 2024 Kinerja Hulu Migas Tahun 2023, Jumat (12/01/2024), di Jakarta.
Sebelumnya Wahju menuturkan, proyek-proyek strategis di hulu migas onstream beyond tahun 2024. Pekerjaan-pekerjaan dilakukan sekarang seperti di lapangan Hidayah milik Petronas, Lapangan Mako milik Conrad, dan di 15 proyel strategis di hulu migas, semua terus dikejar penyelesaiannya oleh SKK Migas.
Keterlambatan produksi hulu migas,tegas Wahju, bukan dikarenakan faktor adanya Pemilu 2024.
Dalam catatan ruangenergi.com, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyampaikan bahwasanya investasi yang masif khususnya di pemboran sumur pengembangan telah mampu mengurangi laju penurunan produksi pada mayoritas lapangan produksi yang sudah ageing sehingga lifting minyak di tahun 2023 hanya turun 1%.
Terkait gas, Dwi menyampaikan tren produksi gas tidak lagi decline tetapi sudah naik atau incline di angka 2,2%, namun karena belum optimalnya penyerapan gas oleh buyer, maka lifting (salur gas) tumbuh 1% saja.
“Kami akan mendorong realisasi penyerapan gas oleh buyer agar serapan di tahun 2024 lebih optimal lagi. Yang perlu kita garis bawahi adalah, tahun 2023 akan menjadi pondasi yang kokoh dan lesson learn yang baik, karena ditengah adanya kejadian negatif diawal tahun 2023 yang berujung pada safety stand down yang berdampak pada operasional hulu migas, kita berhasil mengejar ketertinggalan sehingga kinerja 2023 tetap terjaga dengan baik. Ini memberikan rasa optimis dan keyakinan yang kuat di tahun 2024 kami bisa menghasilkan kinerja yang lebih baik lagi”, ungkap Dwi.