Wow! Jalan Baru Dayang: Dari Pelosok Marangkayu, Menjadi Duta Lingkungan Masa Depan

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Samarinda, Kaltim, ruangenergi.com – Bagi Dayang Salsa Oktaviani, jarak lima kilometer yang memisahkan sekolahnya di SMA Negeri 1 Marangkayu dengan Terminal Santan—fasilitas operasi migas PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT)—bukan sekadar rentang geografis. Di sanalah, di tengah deru operasi energi yang menopang negeri, terselip mimpi besar seorang anak daerah untuk mengenyam pendidikan tinggi tanpa harus membebani punggung orang tua.

Sebagai perantau muda yang menjejakkan kaki di Samarinda untuk menempuh studi Hubungan Internasional di Universitas Mulawarman, bayang-bayang kesulitan finansial sempat menghantui benak Dayang.

Niat untuk mencari kerja sambilan demi menyambung hidup sempat terlintas, semata agar asap dapur orang tua di kampung halaman tetap mengebul tanpa tergerus biaya kuliahnya.

Namun, kecemasan itu kini berganti menjadi harapan. Dayang terpilih sebagai satu dari 15 putra-putri terbaik Kalimantan yang menerima Beasiswa Sobat Bumi Kalimantan (BSBK) 2025, sebuah program inisiatif PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI).

“Saya ingin membuktikan bahwa kesempatan menerima beasiswa ini bukan hanya meringankan saya, tetapi juga dapat menjadi langkah awal untuk memberi dampak positif bagi orang lain dan lingkungan,” ujar Dayang dengan mata berbinar.

Baginya, beasiswa ini adalah tiket emas. BSBK memberikan dukungan penuh (full scholarship), mencakup biaya SPP/UKT hingga bantuan biaya hidup. Kini, Dayang tak perlu membagi fokus antara buku diktat dan jadwal kerja paruh waktu.

“Beasiswa ini sangat membantu, bukan hanya dari sisi biaya, tetapi juga membantu saya untuk dapat fokus belajar. Saya percaya, setiap langkah kecil bisa membawa perubahan besar kalau kita menjalaninya dengan niat baik,” tambahnya penuh keyakinan.

Dayang tidak sendiri. Ia bersama 14 penerima beasiswa lainnya yang tersebar di Universitas Borneo Tarakan, Politeknik Negeri Samarinda, Institut Teknologi Kalimantan, dan Universitas Lambung Mangkurat, kini memulai babak baru. Mereka bukan hanya menerima dana, tetapi juga dibekali kapasitas kepedulian lingkungan melalui kegiatan Aksi Sobat Bumi dan Desa Energi Berdikari Sobat Bumi (DEB SoBI).

Program BSBK, yang kini memasuki tahun kedua penyelenggaraannya, adalah wujud nyata komitmen PHI dan anak perusahaannya—Pertamina Hulu Mahakam (PHM), Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS), dan PHKT—untuk tumbuh bersama masyarakat di sekitar wilayah operasi.

Manager Communication, Relations & CID PHI, Dony Indrawan, menegaskan bahwa pendidikan adalah investasi jangka panjang untuk keberlanjutan. Para penerima beasiswa, termasuk Dayang, berasal dari wilayah Ring 1 operasi hulu migas di Kalimantan Timur seperti Muara Badak, Muara Jawa, Samboja, Anggana, dan Sanga-Sanga, serta Tarakan di Kalimantan Utara dan Murung Pudak di Kalimantan Selatan.

“Di PHI, kami meyakini pendidikan sebagai salah satu fondasi utama untuk membangun masyarakat yang mandiri dan berwawasan luas, serta masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang,” tegas Dony.

Menurutnya, masyarakat yang berdaya dan lingkungan yang lestari adalah kunci bagi kelancaran operasi migas perusahaan hingga puluhan tahun ke depan.

Semangat kolaborasi terasa kental dalam acara inaugurasi yang digelar di Balikpapan pada 17 November 2025 lalu. Acara tersebut dihadiri oleh perwakilan pemerintah daerah, manajemen SKK Migas Kalimantan dan Sulawesi, Pertamina Foundation, serta jajaran direksi PHI.

Dony meyakini bahwa akses pendidikan tinggi yang inklusif akan melahirkan generasi muda yang kompetitif. Hal ini selaras dengan upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya terkait pendidikan berkualitas, pengurangan kesenjangan, dan penanganan perubahan iklim.

Bagi Dayang dan kawan-kawannya, BSBK bukan hanya tentang gelar sarjana. Ini adalah tentang mengubah nasib keluarga, membangun daerah asal, dan menjaga bumi Kalimantan agar tetap lestari. Dari Marangkayu hingga ke penjuru Kalimantan, nyala lilin harapan itu kini telah dinyalakan.