Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com-Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (MESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa rata-rata lifting minyak nasional kini telah menembus angka 602 ribu barel per hari sejak Juni–Juli 2025.
Hal ini disampaikannya usai melapor langsung kepada Presiden Prabowo Subianto terkait pencapaian sektor energi dan strategi penerimaan negara dari sektor hulu migas.
“Saya baru melapor ke Presiden. InsyaAllah, target lifting dan PNBP yang ditetapkan APBN 2025 akan tercapai,” ujar Bahlil kepada awak media akhir pekan lalu, di Jakarta.
Belanja Energi dari AS Capai USD 15 Miliar
Bahlil juga mengungkapkan kesepakatan strategis antara Indonesia dan Amerika Serikat untuk pengadaan energi. Indonesia akan membeli minyak mentah (crude oil) dan LPG dari AS dengan nilai total sekitar USD 15 miliar.
“Impor LPG sudah mulai. Volume pembelian akan ditingkatkan. Sekarang kami sedang siapkan perangkat dan skema agar harga tetap kompetitif,” ujarnya.
Bahlil menegaskan bahwa langkah ini akan mengurangi ketergantungan impor dari kawasan Timur Tengah dan Asia, membuka peluang diversifikasi pasokan, serta memperkuat ketahanan energi nasional.
Peluang untuk Investor Energi
Langkah ini menciptakan ruang baru bagi para investor di sektor energi—khususnya yang bergerak di logistik migas, fasilitas penyimpanan, dan pembangunan infrastruktur pendukung impor. Dengan meningkatnya volume pasokan dari AS, peluang untuk memperkuat rantai distribusi di dalam negeri ikut terbuka lebar.
Selain itu, strategi pemerintah untuk menjaga keekonomian harga melalui pembentukan perangkat pendukung menunjukkan komitmen terhadap efisiensi dan transparansi dalam pengadaan energi.