Kuala Lumpur, Malaysia, ruangenergi.com– Kabar gembira datang dari sektor hulu migas nasional! Konsorsium raksasa energi global, yang terdiri dari Petronas, Pertamina, dan kembalinya perusahaan migas Prancis TotalEnergies, siap menggarap potensi “harta karun” minyak di perairan ultra-dalam (ultra-deepwater) Blok Bobara, Papua Barat.
Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, dalam laporannya menyampaikan Good News penandatanganan Farm Out Agreement (FOA) antara Presiden Direktur Petronas Indonesia dan Presiden Direktur Pertamina EP di Kuala Lumpur baru-baru ini. Kesepakatan ini disaksikan langsung oleh CEO Petronas dan CEO Pertamina.
TotalEnergies Resmi Berinvestasi Lagi
Penandatanganan FOA ini menandai terbentuknya struktur kepemilikan baru di Blok Bobara, dimana Petronas: 51% (Sebagai Operator). TotalEnergies: 24.5% dan PHE (Pertamina Hulu Energi): 24.5%
Yang paling menarik adalah kembalinya TotalEnergies, salah satu dari Seven Sisters perusahaan migas terbesar dunia. Setelah sempat mengelola eksplorasi dan produksi di Delta Mahakam selama sekitar 100 tahun, perusahaan raksasa asal Prancis ini kini kembali berinvestasi di Indonesia.
Setelah pembentukan konsorsium, langkah selanjutnya adalah bergerak cepat. Kerja sama ini rencananya akan ditindaklanjuti dengan pelaksanaan pengeboran sumur eksplorasi tahun depan.
“Pemboran Eksplorasi ini rencana menggunakan Drilling Ship dengan biaya kurang lebih sekitar 100 juta USD,” ungkap Djoko Siswanto dalam laporannya. Jika dikonversi, biaya ini mencapai sekitar Rp 1,5 triliun (dengan asumsi kurs Rp 15.000/USD).
Pengeboran ini akan menargetkan wilayah “ultra-deepwater field frontier area” di lepas pantai Papua Barat, sebuah area perbatasan yang dikenal menantang.
Harapan “Giant Discovery” Minyak Terbesar Setelah Banyu Urip
Dari potensi hidrokarbon yang ada, diperkirakan Bobara menyimpan cadangan minyak yang sangat besar. Diharapkan, eksplorasi ini dapat menghasilkan “Giant Discovery” (penemuan raksasa) terbesar di Indonesia setelah Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu.
Penemuan besar ini diyakini akan memberikan dampak signifikan, terutama bagi wilayah Papua Barat. “Harapannya wilayah Papua Barat tempat Bapak Menteri dilahirkan dan dibesarkan akan tumbuh perekonomiannya dan akan membuka lapangan kerja yang besar karena eksplorasi di daerah Papua Barat akan menjadi tumbuh pesat dengan ditemukannya Hydrokarbon kelak,” tutup Djoko Siswanto.
Kolaborasi tiga perusahaan migas kelas dunia ini menjadi sinyal positif kuat bagi iklim investasi hulu migas Indonesia, sekaligus menghidupkan kembali harapan akan penemuan cadangan energi skala raksasa di perairan Timur Indonesia.












